• Mei 2024
    S S R K J S M
     12345
    6789101112
    13141516171819
    20212223242526
    2728293031  

>Benarkah Orang Kristen itu sudah berada di “Terang”? Mzm 118:27

Benarkah Orang Kristen itu sudah berada di “Terang”?

Mazmur 118: 27

KHOTBAH

I. Apakah yang dimaksud dengan “Terang”?

I.1. “Terang” menurut R.A.Kartini.

Kartini didalam kumpulan suratnya ; “DOOR DUISTERNIS TOOT LICHT”, yang diterjemahkan oleh sastrawan Armijn Pane ialah : “Habis Gelap Terbitlah Terang”.  Sedangkan Prof. Dr. Haryati Soebadio, yang adalah cucu R.A. Kartini mengartikannya sebagai “Dari Gelap Menuju Cahaya”. Kartini menemukaan kata-kata yang amat menyentuh nuraninya ini dari ayat : Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan kepada cahaya. Artinya ialah “Orang-orang yang beriman dibimbing Allah dari gelap menuju cahaya “. Kartini amat terkesan dengan ayat ini, karena ia merasakan sendiri proses perubahan dirinya, dari pemikiran jahiliyah kepada pemikiran terbimbing oleh Nuur Ilahi. Seorang pejuang seperti Kartini berjuang dari kegelapan menuju terang, tetapi didalam hidupnya apakah dia sudah merasakan terang itu sendiri? Apakah dia sudah berada didalam terang itu?

I.2. Terang menurut Paulus

Paulus didalam II Kor 4:6 : Sebab Allah yang telah berfirman: “Dari dalam gelap akan terbit terang!”, Ia juga yang membuat terang-Nya bercahaya di dalam hati kita, supaya kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus.
Jelas Paulus: Dia sendirilah yang membuat terang itu berada dalam hati kita.

I.3. Terang menurut Mazmur yang jadi bacaan kita tadi :
pada ayat 27a : TUHANlah Allah, Dia menerangi kita. Adalah merupakan pengakuan pemazmur. Kita sudah ada didalam terang itu.

I.4. Terang menurut Yesus:
 Yesus berfirman didalam Yoh 8:12 :Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: “Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup.
“Kita mempunyai terang hidup?”.  Kapan ?  Jawabnya, sejak kita mengikut Yesus !
Kita mengikut Yesus dan sudah merasa dan berada didalam terang itu. Tandanya apa? Tandanya jika kita sudah memancarkan terang Nya itu didalam kehidupan kita.
Apa artinya ”Memancarkan terang Kristus” artinya adalah ”mempermuliakan Allah dalam hidup kita”.
Mempermulikan Allah bukan berarti kita yang menjadikan Allah mulia. Allah memang sudah mulia, Ia sudah mulia sejak dari kekekalan dan tidak ada satu pun mahluk ciptaanNya yang dapat menjadikanNya lebih mulia.
Yang dimaksud dengan mempermuliakan Allah adalah memancarkan kemuliaan Allah, memancarkan terang Allah, seperti terang matahari dapat kita pancarkan apabila kita keluar dari ruangan gelap ataupun nuansa kegelapan, keluar membawa cermin dan memantulkan cahaya terang itu ke ruang yang masih gelap.
Inilah tujuan hidup yang Allah ingin kita lakukan.
Alkitab tidak menjelaskan secara terperinci buat masing-masing pribadi, bagaimana mempermuliakan Allah, Dia memberikan kebebasan bagi kita untuk berimprovisasi memuliakan Allah dalam kehidupan kita. Alkitab membebaskan kita dalam memuliakan Allah secara medetail, yang penting seluruh hidup kita hanya untuk kemuliaan Allah, karena kita sudah ditebus, dan tugas kita adalah pancarkanlah terang itu bagi yang lain yang masih berada didalam kegelapan.

II. Bagaimana kita mendapat terang itu?

II.1.Kita beroleh terang itu hanya karena  penebusan Allah sendiri ?
Kalau didalam text ayat 27 b tadi : Ikatkanlah korban hari raya itu dengan tali, pada tanduk- tanduk mezbah.
Di zaman Paulus, pengorbanan selalu berarti pembunuhan. Di dalam praktek-praktek agama Yahudi, korban dibawa kehadapan imam, dosa dari orang yang membawa persembahan tersebut diakui atas korban dan dengan demikian secara simbolik memindahkan dosa-dosanya kepada korban yang dipersembahkan tersebut. Kemudian korban tersebut dibunuh. Ini merupakan gambaran yang hidup yang mengingatkan kepada setiap orang bahwa “Upah Dosa adalah Maut”  dan bahwa keselamatan para pendosa digantikan secara substitusi.
Di dalam gambaran pengorbanan tersebut, korban yang dipersembahkan mati menggantikan tempat manusia yang mempersembahkannya. Korban tersebut harus mati agar orang tersebut tidak mati-mati.

II.2. Hanya iman Kristiani yang menawarkan penebusan.
Banyak cara orang lain untuk memperoleh keselamatan,  ada yang mengumpulkan amal, kebajikan, kebaikan, pahala, ada yang berusaha hidup suci, ada menyiksa diri, tapa dan lainnya usaha manusia untuk mendapatkan keselamatan atau masuk sorga atau nirwana.
Tetapi inti kepercayaan orang Kristen adalah: ”Yesus Kristus adalah Juruslamat mati diatas kayu salib untuk menebus dosa manusia”. Hanya orang Kristen yang melalui karya penebusan.

Paulus mengatakan bahwa persembahan yang kita persembahkan bukan persembahan yang mati tetapi persembahan yang hidup. Sehingga sebagai hasilnya kita mempersembahkan hidup kita kepada Allah, dan “tidak lagi hidup untuk diri sendiri tetapi untuk Dia, yang telah mati untuk kita dan telah dibangkitkan kembali”
Bagaiman kita bisa memahami ini ?
Benar Yesus mati di kayu salib itu fakta sejarah tetapi bagaimana mungkin seluruh umat manusia ditebus diampuni diselamatkan dari dosa dosanya? Bagaimana kita bisa memahaminya ini?
Yang mau dinyatakan Paulus adalah :
Kasih Allah yang dinyatakan oleh kematian Kristus itu tidak bergantung kepada pertobatan kita artinya kita bertobat atau tidak Allah didalam Kristus tetap mengasihi kita. Ini tidak masuk akal yang lazim adalah hukum take and give, artinya saya garuk punggung anda maka anda menggaruk punggung saya. Apa yang dilakukan oleh Allah: Kristus mati untuk kita ketika kita masih berdosa, ini tidak mungkin kita pahami kalau kita memakai logika otak.

Penebusan hanya bisa dipahami kalau memakai logika cinta.
Bayangkan kalau saya  mencintai seseorang dengan luar biasa tetapi cinta saya itu ditolak malah dia tambah dengan banyak menyakiti hati saya ? Bagaimana reaksi saya.
Kemungkinan pertama :
Saya berhenti mencintai dia dan mengambil keputusan dia bukan orang yang pantas menerima cinta saya.
Kemungkinan kedua :
Karena cinta saya yang luar biasa kepadanya saya tetap mencintainya walaupun saya mungkin menderita sekali dibuatnya. (Itulah cinta Allah kepada saya dan saudara)
Sekarang bagaimana dengan cinta seorang ibu kepada anaknya:
Seorang ibu sudah memaafkan anaknya walaupun anak itu sendiri belum menyadari kesalahan dan meminta maaf kepada ibunya.  Tidak masuk akal tetapi bagi seorang ibu bisa memahaminya bukan. Allah tetap mengasihi kita, tidak peduli apakah kita mengasihi dia atau tidak dia sudah menebus dosa kita. Jadi apakah kita perlu bertobat atau tidak ? Disatu pihak kita memang tidak perlu bertobat kalau pertobatan kita itu untuk memperoleh kasih Allah sebab kita bertobat atau tidak kita tetap dikasihi Allah. Tetapi kalau kita benar mengalami kasih Allah dalam hidup kita, kalau kita merasa penebusan dan penyelamatan Allah betul betul nyata, secara otomatis kita harus bertobat, Allah memang sudah mencintai kita tetapi kita tidak merasakan cintanya sama seperti anak yang durhaka tadi tanpa minta maaf kepada ibunya yang memang sudah memaafkanya. Tetapi anak itu akan merasakan cinta ibunya kalau dia bersedia memperbaiki hubungan dengan ibunya. Untuk lebih mengesankan tentang logika cinta yang mengakibatkan adanya penebusan tadi mari kita ikuti ilustrasi berikut:

ILUSTRASI CINTA SEJATI
Seorang istri suatu kali setelah membaca satu majalah wanita datang kepada suaminya dan sambil menyodorkan majalah itu katanya: ” Pa …, aku baru membaca sebuah artikel di majalah ini tentang  “Bagaimana memperkuat tali pernikahan” katanya..
“Masing-masing kita akan mencatat hal-hal yang kurang kita sukai. Kemudian, kita akan membahas bagaimana merubah hal-hal tersebut dan membuat hidup pernikahan kita bersama lebih bahagia …”
Suaminya mengangguk angguk saja dan istrinya berjanji tidak akan tersinggung ketika suaminya juga mencatat hal-hal yang kurang baik sebab hal tersebut untuk kebaikkan mereka bersama. Malam itu istrinya sepakat untuk berpisah kamar dan mencatat apa yang terlintas dalam benak mereka masing-masing.
Besok pagi ketika sarapan, mereka siap mendiskusikannya. “Aku akan mulai duluan ya”, kata sang istri. Ia lalu mengeluarkan daftarnya. Banyak sekali yang ditulisnya, sekitar 3 halaman …. Ketika ia mulai membacakan satu persatu hal yang tidak ia sukai dari suaminya, ia memperhatikan bahwa airmata suaminya mulai mengalir
“Maaf, apakah aku harus berhenti?” tanyanya. “Oh tidak, lanjutkan …” jawab suaminya. Lalu sang istri melanjutkan membacakan semua yang terdaftar, lalu kembali melipat kertasnya dengan manis di atas meja dan berkata dengan bahagia. “Sekarang gantian ya, papa yang membaca”.
Dengan suara perlahan suaminya berkata “Aku tidak mencatat sesuatu apapun di kertasku. Aku berpikir bahwa engkau sudah sempurna, dan aku tidak ingin merubahmu. Engkau adalah dirimu sendiri. Engkau cantik dan baik bagiku. Tidak satu pun dari pribadimu yang kudapatkan kurang ….aku hanya bisa menghitung kebaikan yang yang engkau buat.
Sang istri tersentak dan tersentuh oleh pernyataan dan ungkapan cinta serta isi hati suaminya. Bahwa suaminya menerimanya apa adanya … Istrinya menunduk dan menangis…..
Kristus sebagai suami, jemaat sebagai istri
Dalam hidup ini, banyak sekali kita merasa dikecewakan, depresi, dan sakit hati, kita menghitung kekecewaan kita tetapi tidak menghitung kebaikan Allah bagi kita. Sesungguhnya tak perlu menghabiskan waktu memikirkan hal-hal tersebut. Hidup ini penuh dengan keindahan, kesukacitaan, dan pengharapan.
Mengapa harus menghabiskan waktu memikirkan sisi yang buruk, mengecewakan, dan menyakitkan jika kita bisa menemukan banyak hal-hal yang indah di sekeliling kita? Saya percaya kita akan menjadi orang yang berbahagia jika kita mampu melihat dan bersyukur untuk hal-hal yang baik dan mencoba melupakan yang buruk.
Kristus mengasihi kita seperti suami mengasihi istri tidak mencatat keburukan kejelekan istrinya. Yesus sudah menebus dosa kita tidak menghitung-hitung dosa kita, pemazmur menyaksikan yang pertama: TUHANlah Allah, Dia menerangi kita, tugas kita memuliakan Allah dalam hidup kita dengan memancarkan kembali terang  Kristus dalam hidup kita, yaitu Kasih

Pemazmur menyaksikan yang kedua: “Ikatkanlah korban hari raya itu dengan tali, pada tanduk- tanduk mezbah“. Artinya bersyukurlah karena Yesus sudah dikorbankan untuk menebus  kita.Sukacita meliputi hidup kita, karena dosa kita sudah lunas ditebus, jangan menghitung kekurangan yang kita terima, tetapi hitung kebaikan Nya didalam hidup kita, sehingga kita selalu dapat bersyukur. Persembahkan juga dirimu bagi orang lain.
Jadi kita bukan dalam perjalanan menuju terang itu tetapi kita sudah berada dalam terang dalam rupa cahaya wajah Kristus, sekarang mari kita pergi keluar bawalah cermin dan pantulkan terang itu kepada kegelapan yang ada disekitar kita.
Ysm/08/04/08

>“PEDOMAN HIDUP” Mzm 107:23-32

Apa yang Menjadi Pedomanmu dalam Menjalani Hidup ini?

Mazmur 107: 23-32

Khotbah

1.  Realita Pengalaman Hidup:

Pengalaman orang dilaut lepas adakalanya tidak dapat diprediksi oleh pelaut kadang laut tenang langit biru angin sepoi sepoi sungguh indah, pengalaman baik, tetapi adakalanya langit mendung guntur menggelegar yang membuat hati kecut, pengalaman buruk, tetapi adakalanya badai mengganas menghempas gelap dan hujan dan tidak ada harapan lagi, pengalaman jelek.
Demikian pula kehidupan manusia, kalau ditanya masing masing kita maka kita dapat berkata hidup saya sungguh baik adanya, Allah selalu menyertai keluarga kami, kami tinggal mengikuti Dia, Dia yang merencanakan semuanya, kami tinggal mengikutiNya, itu adalah pengalaman baik, tetapi mungkin ada juga kita berkata kehidupan keluarga kami sungguh melelahkan suami saya tidak sama pendapat kami, apalagi anak anak tidak mau dengar saya, semaunya sendiri, itulah pengalaman buruk. Mungkin juga kita berkata, kehidupan kami tidak ada lagi harapan suami saya sudah jarang pulang anak anak pergaulannya sungguh tidak dapat lagi saya control, semuanya tidak sesuai lagi dengan kehidupan Kristiani … dst. Itu adalah pengalaman jelek.
Ada tiga pengalaman hidup yang berbeda-beda: baik, buruk, dan jelek. Untuk menyimpulkan kehidupan seperti ini saya mau mengambil suatu analogi sbb :
Ada tiga orang mahasiswa kedokteran yang sama-sama pintar mendapatkan bea siswa dari satu perusahaan besar, disamping biaya kuliah ditanggung juga uang saku untuk biaya hidup sehari-hari dan jumlahnya untuk ukuran mahasiswa cukup.

Kenyataan dalam perjalanan kehidupan mereka adalah begini:

  1. Seorang mahasiswa tersebut dengan beasiswanya itu dia dapat memanfaatkannya dengan baik, dia dapat belajar dengan sungguh sehingga dia mempunyai prestasi belajar yang baik dan mendapat beasiswa lanjutan untuk menyelesaikan kuliahnya sampai dengan selesai, sekarang dia sudah dapat membantu keluarganya dari hasilnya bekerja. Kehidupannya dapat dikatakan baik, kalau dibandingan sengan gambaran pemazmur tadi keadaan dilaut cuaca baik angin sepoi sepoi, semuanya indah.
  2. Salah seorang dari mereka, karena uang yang diterimanya cukup banyak maka dia sering diajak teman-temannya untuk ngumpu-ngumpul, dia sering mentraktir teman-temannya sehingga waktu untuk belajar kurang dan hasilnya tidak baik dan prestasinya tidak cukup untuk mendapatkan beasiswa selanjutnya dan dia DO. Kehidupannya dikatakan buruk, kalau dilaut cuaca hujan gelap dan petir menggelegar.
  3. Yang satu orang sangat mengenaskan, cita-citanya yang semula menjadi dokter ahli bedah tetapi karena kecelakaan kena pisau pemotong rumput disamping jari jarinya terputus juga matanya terkena pecahan logam sehingga jarinya putus dan matanya buta. Maka pupuslah harapannya memenuhi cita-citanya sebagai dokter apalagi dokter bedah yang harus mengandalkan tangan. Kalau dilaut hal ini cuaca jelek, seperti badai mengamuk gelap tidak tahu arah kemana terhempas dari ketinggian kedasar laut tidak ada harapan lagi.

Artinya bahwa ada yang merasa baik, ada yang buruk dan ada yang jelek.

Bagaimana memahaminya keadaan seperti ini?.
Allah merancang sesuatu yang besar melaui kejadian ini baik, buruk dan jelek dapat dipakai Allah untuk kita menjadi alatnya. Dengan anugrah Allah yang luar biasa, Allah dapat mengambil pengalaman baik, pengalaman buruk maupun pengalaman jelek dalam kehidupan manusia, memakainya untuk membuat kita menjadi baik sesuai dengan rencanaNya, percaya itu… !

2. Apakah masih ada harapan bagi yang berpengalaman jelek?
Kembali ke pengalaman pemazmur bahwa ada badai yang mengerikan pertanyaannya apakah masih ada harapan ?
Sekarang apakah keadaan saudara menurut saudara pada kelompok yang  baik atau kelompok buruk atau kelompok yang jelek.
Kelompok yang manapun saudara tetapi yang penting bagaimanapun Allah mengenal kita satu persatu dengan baik secara lengkap mengetahui latar belakang kita masing masing, kekurangan kita kelemahan dan kelebihan kita Dia dapat memakai kita kelompok yang manapun kita. Kita harus menyadari bahwa Allah punya rencana dalam hidup kita masing masing, segala susuatu dalam hidup kita merupakan rencana dari Allah:

  • Kita diciptakan untuk sebuah rencana khusus dari Allah yang mengenal kita dengan baik karena itu dimanapun kita, walaupun kita belum menemukan rencana Allah marilah kita berhenti sejenak, merenung dan berkontemplasi melihat kebelakang dan mulailah mencari Nya.
  • Apapun yang terjadi dalam hidup kita apakah baik buruk atau jelek Allah dapat mengarahkan hidup kita demi kemuliaanNya. Tidak satupun kita ini yang tidak dapat dipakai Allah.

Walaupun kita merasa bahwa masa depan kita berkabut dan tidak tahu kemana Allah bawa tidak menjadi masalah. Mungkin kita sudah menyimpang terlalu jauh dari garis pelayaran yang benar. Mungkin kita sudah alpa dari persekutuan dengan Tuhan mungkin satu tahun atau bertahun tahun itu tidak menjadi masalah, mungkin kita sudah terlalu dalam masuk dalam lumpur dosa. Dari keadaan sejelek apapun, Alkitab menyaksikan bahwa Dia punya rencana untuk kita, walaupun kita jauh dari garis pelayaran yang benar semua ada rencana dari Allah, saudara harus percaya itu.

3.  Pengharapan dari Allah :
Ketika Allah mengembalikan kita kepada jalur pelayaran yang benar, Allah mau memberikan keyakinan akan adanya harapan. Hanya harapan yang dari Allah yang dapat membimbing kita mengharungi samudra kehidupan dan tiba pada pelabuhan tujuan yang sudah disiapkan Allah bagi kita.
Prasayarat kehidupan Kristiani adalah mempunyai pengharapan bahwa kemanapun kita apapun yang terjadi baik buruk jelek Allah beserta kita.

4. Apakah tandanya orang yang berpengharapan?.
Bagi orang yang tidak mempunyai harapan maka dalam dirinya timbul pertanyaan seperti berikut ini :

  • Apakah saya bisa menjadi seperti yang saya cita-citakan?
  • Apakah saya dapat melakukannya?
  • Apakah hidup saya akan menjadi lebih baik?

Kesimpulan bagi orang yang tidak berpengharapan lagi adalah: “percuma berharap” dengan berharap berarti mengharapkan yang tidak akan pernah didapat.
Bagi kita yang mempunyai pengharapan percaya bahwa Allah mempunyai rencana dalam hidup kita masing masing dan segala sesuatu yang ada dalam hidup saudara dan saya adalah bagian dari rencana Allah.
Dari mana datangnya pengharapan itu padahal kehidupan saya gelap belum tentu saya bisa menyelesaikan tugas saya dengan baik kepada anak-anak saya kepada istri saya kepada suami saya, kehidupan saya masih samara-samar.
Mari kita lihat pengalaman bangsa Israil ketika mereka dibuang di Babil karena pemberontakan mereka, sangat menyakitkan karena Babil bangsa yang penyembah berhala, penuh kejahatan, bukan tempat yang nyaman untuk hidup kesitulah mereka dibuang.
Pada saat mereka di pembuangan Allah memberikan kepada Yeremia suatu ayat yaitu Yeremia 29: 11 sbb.:

29:11 Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.
Alangakah manisnya hidup ini kalau rancangan Allah itu kita ketahui karena Allah berfirman : “rencanaKu bagimu bukanlah untuk kejahatan, rencanaKu adalah untuk kebaikan, aku memberi engkau harapan.

5. Apa Tujuan Hidupmu :
Tetapi bagi mereka yang tidak mempunyai harapan berkata : kemarin suram, hari ini gelap, besok juga mungkin badai tidak ada matahari sehingga tidak ada yang baik sehubungan dengan tujuan hidup saya, panggilan dan ketetapan Tuhan semuanya kelihatan tidak jelas.
Jadi kalau kita lelah tujuan kita tidak jelas, mengembara, terus dalam pencarian maka ayat diatas tadi akan memberi harapan.
Tetapi bagaimana saudara tahu Allah memiliki rencana untuk saudara ?
Tepat saat ini saya berdiri, dan saudara duduk kita masih bernafas dan masih hidup, artinya Allah masih mempunyai rencana bagi kita masing masing. Bahkan walaupun kita berlayar jauh melenceng dari arah garis pelayaran mungkin bertahun tahun, rencana Allah akan bisa tepat beroperasi ketika kita memutuskan untuk bangkit dan melangkah masuk kedalam kapal yang dinachodai Yesus.
Mungkin kita harus melihat posisi kita sekarang, meliihat tanda tanda dilaut lepas dimana pulau yang dilalui atau kalau malam kita perhatikan letak bintang ( artinya kita teliti firman Tuhan di alkitab ) kita masuk dalam jalur yang ditetapkan Kristus. Allah dapat menyesuaikan segala sesuatu dalam hidup kita.

6. Apa pedoman hidupmu ?
Saudara, mungkin kita telah keluar dari track yang benar, tidak sesuai dengan kehendak Allah  tetapi marilah bangkit dan kembali kepada jalur pelayaran yang benar yang dinakhodai oleh Nakhoda agung itu yaitu Yesus Kristus. Dengan ini saya mengajak kita untuk melakukan setidaknya 3 hal yang menjadi pedoman hidup kita berikut ini: 

1.    Berjalanlah dengan iman.
Bagaimana berjalan dengan iman ? Kalau kita menumpang kapal laut untuk suatu tujuan maka jika kita tahu tujuan kita itu benar, tahu syarat keberangkatan dan tiket ada ditangan  maka kita masuk didalam kapal itu dan kita serahkan semuanya kepada Nachoda untuk memimpin pelayaran.
Sesampainya dikapal kita tidak akan menanyakan kepada nahoda tombol mana yang dipakai untuk menghidupkan mesin, jalur yang mau ditempuh bahkan semuanya kita percayakan kepada ahlinya.
Seperti yang pernah kita lihat di TV seorang yang buta berjalan dengan anjing penuntunnya, bagi dia mungin semuanya gelap tetapi dari gerak gerik anjingnya dia tau kapan saatnya harus berhenti kapan harus berjalan bergerak kekiri atau kekanan dipercayakannya kepada anjingnya. Demikian juga ketika kita menyerahkan hidup kita kepada Yesus sang nakhoda Agung itu, percayakan saja seperti penumpang tadi dan rasakanlah tali penuntun seperti pemilik anjing itu agar komunikasi kita dengan Yesus tidak terputus.
Kadang kita tidak tau persis Yesus membawa kita kemana kadang seolah berhenti tidak maju, tapi kadang berjalan cepat tetapi lihatlah itu semua melalui iman kepada Nya.

2.    Jauhi dosa dan hiduplah menuju kekudusan.
Kalau kita menjalankan kapal maka kita menentukan jalur pelayaran yang ditetapkan, kita tentukan kecepatan berapa knot, kita perhitungkan arah angina, arus laut, cuaca dan kita jalan. Disuatu saat tertentu kita kembali koreksi arah pelayaran kita dengan membandingkan apa yang kita tempuh dengan peta yang harus kita lalui maka kita koreksi arah kapal kita agar kembali menuju arah tujuan.
Begitu pula ketika kita hidup didunia ini perlu suatu saat tertentu kita merenung kita berkontemplasi melihat apa yang sudah kita lakukan apa yang belum jika ada kekurangan ataupun kesalahan kita lakukan koreksi artinya setiap saat tertentu perlu kita memperbaiki diri sehingga hidup kita hanya tertuju kepada. Bercerminlah selalu kepada firman Tuhan yang tertera jelas didalam Alkitab.

3.      Hiduplah  menjadi berkat bagi orang lain.
Carilah kesejahteraan bagi orang lain, temukan agar saudara menjadi saluran berkat bagi orang lain, dengan saudara menjadi berkat bagi orang lain saudara sendiri diberkati. Saudara mempunya tugas kepada saudara sekapal yang nachodanya adalah nahoda Agung berbuatlah bagi saudaramu diatas kapal itu membantu melayani barangkali saudaramu haus lapar atau perlu didampingi dalam kesulitannya. Jangan lihat besar yang dapat kau berikan lakukanlah yang kecil kecil terlebih dahulu sebelum kau dapat melakukan lebih besar.
Jika saudara sudah masuk kapal dengan nahoda agung Yesus Kristus dan melihat perjalanan itu bukan dengan mata tetapi dengan mata iman serta melakukan koreksi diri dari kesalahan  serta berusaha menjadi berkat bagi saudaramu yang lain niscaya saudara akan memuji Tuhan:
”Pujilah Tuhan hai para pelaut yang mengharungi lautan luas engkau akan sampai ke pelabuhan tujuanmu dengan selamat”.
Pujilah Tuhan hai jiwaku, aku akan selamat sampai di pangkuan-Mu. Amien
                                                                              Ysm/08/12/2007

>”ORANG KRISTEN SUDAH MERDEKA” Gal 5:1-15

”ORANG KRISTEN SUDAH MERDEKA”

dari Hukum Taurat

Gal 5:1-15

Khotbah

Apakah benar pendapat dibawah ini?

Jika manusia hidup tanpa dipagari dengan peraturan, maka manusia itu akan keluar dan melanggar kemerdekaan yang diberikan kepadanya. Oleh sebab itu Allah memberikan peraturan dan hukum supaya manusia itu berusaha sekuat tenaga untuk hidup menurut-Nya. Kalau tidak maka manusia itu tidak akan selamat.

Banyak orang Kristen masa kini yang berpikir seperti itu dan berkata : ”Kita harus percaya kepada Kristus waktu kita menerima keselamatan. Kita sudah dimerdekakan dari iblis dan dunia yang gelap ini. Untuk selamat jelas kita tidak bisa berbuat apa apa, kecuali percaya kepada Yesus Kristus yang telah mati untuk kita. Tetapi kita tidak boleh berhenti disitu. Sesudah kita menerima keselamatan, ada prinsip-prinsip rohani  serta peraturan peraturan yang harus kita ikuti. Kalau tidak, rohani kita tidak akan bertumbuh, bahkan akhirnya hidup kekristenan kita menjadi bosan dan lesu. Kalau kita mau maju dalam Tuhan  maka kita harus seperti ini…. seperti itu ………dst. “Benarkah ini? (Mohon dibaca kembali bacaan kita tadi Gal 5)

Jawaban Paulus atas pertanyaan diatas dibagi menjadi 2 bagian :

Paulus mulai dengan kesimpulan yang bersifat statement (ayat 1a), yang sudah dibuktikan kebenarannya. (Diuraikan  sebelum pasal 5), dan dilanjutkan dengan peringatan (ayat 1b), ”jangan mau mengenakan lagi kuk perhambaan”.

  1. Statement : pada waktu kita dimerdekakan dari terror hukum taurat yang mengikat kita dalam dosa agar supaya kita sungguh sungguh merdeka. Memang kemerdekaan itu kita peroleh pada waktu kita percaya kepada Kristus tetapi Tuhan Yesus mau supaya apa yang terjadi waktu kita percaya diteruskan selamanya dalam masa hidup kita.
  2. Peringatan:  karena Kristus sudah memerdekakan kita berdirilah teguh terus menerus didalam kemerdekaan itu. Jangan menambah nambah lagi peraturan peraturan, kalau kita tambah tambahkan lagi peraturan peraturan berarti kita mengenakan kembali kuk perhambaan yang sudah dimerdekakan oleh Tuhan Yesus Kristus itu.  

Ayat 1 : Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan.

Kesimpulan orang Kristen masa kini, sering salah dan kita sering mendengar bahwa : Kita telah diselamatkan oleh anugrah Tuhan Yesus Kristus, tetapi untuk hidup sebagai orang-orang Kristen kita memerlukan peraturan peraturan hukum Taurat lagi agar kita semakin layak diterima di kerajaan sorga yang dijanjikan oleh Yesus itu.

Kemerdekaan menurut jalan pikiran Paulus adalah sbb.:

Yang keliru adalah: sebelum kita dimerdekakan kita hidup dibawah kuk hukum Taurat, dan berusaha melakukannya tetapi hasilnya pasti gagal 100 % untuk memenuhi dan mendapatkan keselamatan itu adalah melalui pemenuhan hukum Taurat.

Yang benar adalah Kristus telah menebus kita dari kuk perhambaan hukum Taurat pada waktu kita percaya kepada-Nya kita telah menerima keselamatan itu dan telah melepaskan kuk perhambaan itu dari bahu kita.

Artinya dengan perkataan lain Paulus mau mengatakan:

Sebelum pertobatanmu, engkau memikul beban merupakan kutuk oleh sebab itu bebanmu sangat berat. Pada saat engkau percaya Yesus, beban itu dibuang, sehingga punggungmu yang tadinya bungkuk menahan beban sekarang telah dapat berdiri tegak dan bebas dari beban.

Pemahamannya bahwa: segala konsep rohani yang menekankan bahwa perlu mengikut prinsip-prinsip dan pengalaman-pengalaman yang lebih dalam supaya kita bisa maju harus ditolak, mereka yang mengikuti pemikiran seperti itu kembali masuk dibawah kuk perhambaan.

5:2 : Sesungguhnya, aku, Paulus, berkata kepadamu: jikalau kamu menyunatkan dirimu, Kristus sama sekali tidak akan berguna bagimu.

5:3  Sekali lagi aku katakan kepada setiap orang yang menyunatkan dirinya, bahwa ia wajib melakukan seluruh hukum Taurat.

5:4  Kamu lepas dari Kristus, jikalau kamu mengharapkan kebenaran oleh hukum Taurat; kamu hidup di luar kasih karunia.

Pada ayat ini dijelaskan tentang sunat yang rasanya tidak relevan dengan keadaan kita saat ini. Tetapi pada saat masa Paulus hal ini sangat masalah karena golongan orang yang bersunat  yang menurut adat istiadat Musa yang sungguh sungguh selamat. Kita tahu bahwa Paulus tidak anti sunat kalau itu dilihat dari segi kesehatan dan dari segi manfaatnya karena dia sendiri bersunat  dan tidak pernah menyesalinya dan dia juga pernah menyuruh Timotius untuk bersunat untuk memudahkan menginjili kaum Yahudi yang bersunat tetapi bukan untuk menambah bobot rohani Timotius.

I. Ancaman pertama terhadap kemerdekaan Kristen.

Ada 3 akibat yang fatal kalau kita menambah-nambah sesuatu yang mengancam kemerdekaan kita:

  1. Akibat yang pertama, kalau kita menambahkan sesuatu pada kemerdekaan yang telah dimenangkan oleh Kristus bagi kita, maka akibatnya adalah Kristus menjadi tidak pasti berguna bagi kita. Jikalau kita tidak puas terhadap penyelamatan yang dilakukan Kristus maka sia-sialah pengorbananNya untuk kita, Kristus ingin agar kita secara total menyerahkan percaya sepenuhnya atas penyelamatan yang dilakukannya. Kita harus memilih Kristus tidak ada yang lain.
  2. Akibat yang kedua,  sebaliknya kalau kita menambahkan sesuatu pada kemerdekaan kita maka akibatnya kita wajib kembali melakukan seluruh hukum Taurat, dan melakukan seluruh hukum Taurat itu sangat mustahil akan berhasil.
  3. Akibat yang ketiga, kalau kita mengharapkan kebenaran hukum Taurat sama saja dengan kita melepas Kristus karena keselamatan oleh Kristus yaitu kasih karunia tidak mungkin dikawinkan dengan keselamatan karena Taurat yaitu kebenaran manusia atas hukum.

Ayat 5-6:Sebab oleh Roh, dan karena iman, kita menantikan kebenaran yang kita harapkan. Sebab bagi orang-orang yang ada di dalam Kristus Yesus hal bersunat atau tidak bersunat tidak mempunyai sesuatu arti, hanya iman yang bekerja oleh kasih.

Ayat diatas adalah jawaban atas pertanyaan : Apakah kemerdekaan Kristen  berlandaskan iman kepada Yesus Kristus ?

Pertama: Iman menantikan kebenaran yang kita harapkan dan pengharapan itu akan hidup kekal bersama Yesus, kita sudah menikmati keselamatan itu sekarang atau kini namun masih ada porsinya yang terletak dimasa depan, jadi realisasi sepenuhnya kita masih nantikan, jadi kita cukup menantikan karena iman dan salah kalau kita berpikir bahwa kita harus bekerja untuk mencapainya seperti ilustrasi orang yang sudah mati tenggelam.

Kedua :  dalam Kristus hanya iman yang mempunyai arti tidak perlu ditambahkan hukum yang lainnya cukup iman, satu kali saja seumur hidup supaya kita berkenan kepada Allah yaitu berada didalam Kristus dan itu berlaku seterusnya dan iman itu adalah anugrahNya  kepada kita.

Ketiga :    Kalau begitu jika hanya iman saja yang menyelematkan, apakah dengan begitu kita dapat hidup sesuka hati didunia ini ?

Sama sekali salah kata Paulus karena iman yang dimaksudkan adalah iman yang dibimbing oleh Roh Kudus yang bekerja oleh kasih.

Dengan kata lain: Kemerdekaan Kristen tidak hanya terdiri dari hidup karena iman saja tetapi hidup oleh Roh Kudus. Roh Kudus yang diam dalam diri orang beriman memproduksi perbuatan perbuatan kasih didalam dan melalui kita. Tetapi jangan terbalik bahwa perbuatan perbuatan kasih itu akan menjadikan kita berkenan dihadapan Allah, tetapi bahwa iman yang menyelematkan kita adalah iman yang bekerja bukan iman yang diam tetapi iman yang mengeluarkan buah buah kasih.

II.   Ancaman Kedua Terhadap Kemerdekaan Kristen : ialah pengajaran yang palsu (lihat ayat 7-12).

      Apakah ciri ciri golongan sesat  ?

  1. Pengajar sesat membawa orang orang percaya melanggar firman Tuhan dan Roh Kudus.
  2. Para pengajar sesat tidak berasal dari Allah dan mengacaukan iman anak anak Tuhan walaupun kedengarannya sangat rohani tetapi tidak berdasar pada : “Dia yang memanggil kita”. Sebagai contoh sering kita dengar pengajar sesat berkata aku telah membawa keselamatan itu kepada banyak orang . Aku telah membawa banyak jiwa jiwa kepada Yesus. Legalisme tidak pernah menyelamatkan manusia. Menurut Paulus di II Tes. 2: 13-14   dari mulanya Allah telah memilih kamu untuk diselamatkan oleh Roh yang menguduskan kamu dan dalam kebenaran yang kamu percayai. Untuk itu Allah telah memilih kamu oleh injil yang kami (Paulus ) beritakan, sehingga kamu boleh memperoleh kemuliaan Kristus, Tuhan kita.

      3.   Apa itu merdeka ? Konsep kemerdakaan dalam surat Galatia ini berbeda dengan konsep yang berlaku didunia ini.

  • Jangan kamu mempergunakan kemerdakaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa (ay 13a)

Kalau kita sungguh sungguh merdeka kita tidak akan hidup lagi dalam dosa. Kita dimerdekakan dari kehidupan dosa. Merdeka artinya adalah mati bagi dosa dan dosa tidak berkuasa lagi atas kita, kita merdeka tidak perlu lagi memberi respons terhadap godaan godaan yang membuat kita terjerumus kedalam dosa. I Pet 2:16 Hiduplah sebagai orang merdeka dan bukan seperti mereka yang menyalah gunakan kemerdakaan itu untuk menyelubungi kejahatan kejahatan mereka, tetapi hiduplah sebagai hamba Allah.

Konsep kemerdekaan Kristen sering diartikan salah oleh orang orang seperti misalnya mereka berkata : “Yang penting ialah kita percaya kepada Yesus dan kita mengikuti kebaktian itu sudah cukup”. Sepertinya hal percaya dan mengikuti kebaktian itu sudah memiliki SIM ( surat izin masuk ) surga, dan dia berhak bersenang senang didunia ini tanpa menghiraukan firman Tuhan yang lainnya.

  • Kemerdekaan Kristen artinya adalah merdeka dari hukuman dan keterikatan dari dosa untuk hidup bagi Tuhan. 

Kita merdeka dan tidak lagi diperhamba oleh keinginan daging, bukan keinginan daging yang menguasai kita tetapi kita menguasai daging kita. Kita telah menyalibkan keinginan daging kita, hawa nafsu kita serta keinginan kita sampai mati di kayu salib. Roh Kudus menguasai kita dan hanya mungkin karena roh kudus yang bekerja, dan itulah orang yang sungguh sungguh merdeka.

  1. Merdeka untuk saling melayani ( 13b,15)

      Kita tidak hanya merdeka dari kehidupan dosa tetapi kita juga merdeka untuk melayani Tuhan. Wujud dari pelayanan itu dapat dilihat dari hubungan kita sesama manusia mulai dari istri suami anak bapak ibu saudara tetangga jemaat dst. Mengerjakan yang terbaik bagi sesama kita adalah kasih agape dan itu menjadi ciri dari iman yang benar. Kasih agape adalah : kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan dan kelemah lembutan

  1. Merdeka bukan membuang hukum Taurat.

Tetapi merdeka justru kita menggenapi hukum Taurat. (ay 14) Jadi merdeka bukan berarti membuang hukum Taurat, kita diselamatkan oleh iman karena anugrah, kita dimerdekakan untuk hidup sesuai dengan hukum Taurat sebagai wujud kasih kita kepada Yesus Kristus. Yang keliru adalah kita hidup menurut hukum Taurat untuk membujuk Allah agar memberikan kepada kita tempat di sorga. Jadi hukum Taurat yang menyatakan kehendak Allah.

Kesimpulan :

Orang Kristen telah dipanggil dalam kemerdekaan itu oleh karena itu akibatnya adalah :

  1. Kita merdeka, artinya kita tidak lagi dikuasai dan dibelenggu oleh dosa
  2. Kita merdeka, artinya kita diberi kesempatan untuk melayani Tuhan dan melayani sesama.
  3. Kita merdeka, artinya kita mengasihi hukum Taurat dan menjadikan hukum Taurat itu sebagai tuntunan yang menyatakan kehendak Tuhan dalam hidup kita.

Orang Kristen sudah merdeka 100% dari kuk perhambaan hukum Taurat. Amien

Ysm/10/08/2005

>”HIDUP DIDALAM ROH” Rm 8:1-10

“Kehidupan orang Kristen haruslah  didalam Roh”

Roma 8:1-10

Khotbah

Ada dua hal yang menghinggapi manusia yang saling bertentangan dan kedua kubu itu sangat bertolak belakang yakni antara Daging – Roh.

1. Daging menggambarkan manusia yang terikat, apabila dibiarkan manusia itu tidak dapat lepas dan tetap terikat, kalau dengan kemampuan sendiri manusia tidak akan mungkin dapat menolong dirinya.  Ciri manusia yang hidup didalam keinginan daging adalah orang yang hanya mencukupkan diri dengan hidupnya yang hanya berpusat pada dirinya sendiri. Hidup dalam daging hanya berpusat kepada penghayatan hidup yang mengantar kepada kematian. Karena makna kematian, adalah merupakan pengasingan definitif dari Allah. Kematian adalah kekekalan berpisah dari Kasih Allah.

Ciri kehidupan orang yang berorientasi pada keinginan daging adalah :

  • tidak memerlukan Allah
  • tidak tunduk kepada seluruh perintah Allah
  • tidak ada ketaatan kepada Allah.
  • dan tidak memikirkan untuk menyenangkan hati Allah hidupnya untuk menyenangkan dirinya dan orang yang ada disekitarnya.

2.  Roh menggambarkan pribadi yang terikat tetapi dipimpin oleh kekuatan yang memberi hidup yaitu Roh Allah. Manusia yang hidup didalam Roh Allah berpengharapan bahwa tiba saatnya ada kebangkitan dan yang membangkitkan semua manusia untuk dihakimi tetapi bagi yang mengenal Yesus akan bersama sama dengan Dia dalam kekekalan disebelah kanan Allah Bapa di surga.

Konflik antara Daging dan Roh itu selalu terjadi walaupun kita sudah mengikut Yesus. Ada yang menyatakan bahwa bagi pengikut Yesus konflik antara daging dan roh akan hilang dan manusia hanya dipimpin oleh Roh Allah, pernyataan itu tidaklah benar. Mari kita perhatikan surat-surat Paulus penuh dengan indikasi perang rohani yang selalu terjadi dalam diri orang percaya. (lih. Rm7). Benar bahwa pada kenyataannya kegagalan demi kegagalan sering kita perbuat. Memang  ada kemenangan yang tersedia bilamana kita memberi diri dipimpin oleh Roh Allah.

Bagaimana Roh memimpin orang yang percaya kepada Yesus ? Untuk menggambarkan-nya mari kita bayangkan seperti :

  • Seorang gembala yang baik dengan setia mengarahkan dan menjaga domba-dombanya di padang rumput. Yesus sebagai gembala yang setia dan kita orang percaya sebagai domba yang taat kepada gembala kita, gembala yang setia selalu menjaga dombanya dari ancaman binatang buas dan mengarahkannya kepada kebaikan dombanya, domba domba yang taat mendengarkan perintah gembala dan taat melakukan perintah gembala yang dikenalnya dengan baik..
  • Seperti perahu layar dilautan lepas ada kekuatan angin yang mendorong agar perahu kita dapat bergerak menuju pelabuhan harapan, perahu layar mendapat kekuatan untuk berjalan dari angin yang tidak kelihatan tetapi dapat menggerakkan dan mendorong perahu layar sampai ditujuannya.

3.  Apa makna “orang percaya dimpimpin oleh Roh Allah?”

Dengan memberi diri kita dipimpin Roh, kita tidak hidup dibawah hukum Taurat artinya:

  1. Hukum Taurat tidak lagi mendakwa mereka yang dipimpin oleh Roh Kudus. Artinya selama kita dipimpin oleh Roh Kudus, hidup kita berkenan kepada Allah, bahkan sesuai dengan tuntutan hukum Taurat. Bukan karena kita tidak berbuat dosa tetapi karena kita tersembunyi didalam Kristus. Kristus adalah kegenapan hukum Taurat, sehingga kebenaran diperoleh oleh tiap tiap orang percaya. (Rm 10:4) Dengan kata lain barang siapa yang ada didalam Kristus dia sudah menggenapi hukum Taurat. Karena itu Paulus didalam Rm 8:1 “Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada dalam didalam Kristus.”
  2. Kuasa dosa sudah disingkirkan dari mereka yang dipimpin oleh Roh Kudus. Kutuk hukum Taurat telah diambil oleh Yesus Kristus di kayu salib, atau dengan kata lain selama kita dipimpin oleh Roh Kudus kita tidak perlu diombang ambingkan oleh dosa. Oleh sebab itu hidup kekristenan yang sebenarnya adalah hidup dalam kemenangan atas dosa.

Untuk lebih menjelaskan ini ada kuis sebagai berikut : Pernyataan : Satu-satunya cara Allah membersihkan dosa manusia adalah Penebusan oleh Yesus Kristus ? Jawabnya: Benar atau Salah

Jawabannya : Salah karena Allah tidak membersihkan dosa manusia ( menyatakan manusia berdosa tidak bersalah), Allah membenarkan dosa manusia melalui Yesus Kristus ( artinya Allah membenarkan kita walaupun kita masih sebagai pendosa)

4. Apakah ”keinginan daging” itu ?

Kalau dilihat dari segi tingkah laku dan perbuatan manusia maka: Perbuatan daging adalah perbuatan yang nyata disaksikan semua manusia yang merefleksikan daging manusia yang keluar dari hati yang jahat sebagaimana manusia keturunan Adam. Bisa jadi perbuatan daging tidak sama pada semua orang namun demikian daging tetap daging apabila tidak dipimpin Roh Kudus. Malahan firman Tuhan justru sebaliknya, manusia jahat najis dari lahir dan juga akan mati dalam keadaan itu, kecuali ia bertobat dan menerima Roh Kudus. Atas dasar ini kita menolak ajaran humanisme yang mengajarkan bahwa pada dasarnya manusia itu baik. Mari kita perhatikan pada :

Roma 5:12 “Sebab itu sama seperti dosa telah masuk kedalam dunia oleh satu orang (maksudnya Adam), dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa.”

Secara rinci Paulus menjelaskan ini di Gal 5:19-21: Paulus memberikan daftar Perbuatan Daging ada 15 point :

  • Perbuatan2  Seks : 1. Percabulan , 2. Kecemaran , 3 Hawa nafsu
  • Perbuatan2 Agamis :4. Penyembahan berhala 5. Sihir
  • Perbuatan2 yang berhubungan dengan orang lain : 6. Perseteruan, 7. Perselisihan 8. Iri hati 9. Amarah 10. Kepentingan diri sendiri 11. Percideraan 12. Roh pemecah 13.Kedengkian
  • Perbuatan2 Semberono:14. Kemabukan 15. Pesta pora, dan sebagainya.

Dengan kata lain: Barang siapa melakukan hal-hal tersebut diatas membuktikan bahwa mereka dikuasai oleh daging, mereka belum menjadi milik Kristus yang dipimpin Roh Kudus dan tidak berhak menerima Kerajaan Allah. Kalau kita mau jujur maka kita semua akan gemetar atas hal itu karena dalam daftar tadi pasti ada yang yang menjadi pergumulan kita. Walaupun kita sudah menerima Yesus Kristus secara pribadi dan meyakini pengampunan dosa. Kita pernah gagal didalam perang melawan keinginan daging,  masih ada kemenangan kalau kita mau kembali dipimpin oleh Roh, lain soal dengan mereka yang sengaja hidup didalam perbuatan-perbuatan daging sebagai kebiasaan yang tidak mau ditinggalkan.

5. Apakah ”keinginan Roh” itu ?

Keinginan Roh diimputasikan kepada kita pada waktu kita dilahirkan kembali atau ketika kita mengaku bahwa pemilik kita adalah Yesus Kristus. Keinginan roh adalah kebalikan keinginan daging kita perhatikan Gal 5: ayat 24 : “ Barang siapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.”

Tanda – tanda sesorang  dipimpin oleh Roh Kudus adalah hubungannya yang baru dengan orang lain yakni janganlah kita gila hormat, janganlah kita saling menantang dan saling mendengki “ Tidak gila hormat, tidak saling menantang, tidak saling mendengki, artinya saling menanggung bebanlah kamu,  saling hormat menghormatilah kamu, saling mendukunglah kamu, saling mengasihilah kamu.

Apakah kita sudah mempunyai hubungan seperti ini ?

Kalau kita sebagai anggota sudah berbuah Roh tentu persekutuan jemaat kita juga berbuah Roh, Gereja kita penuh dengan buah Roh. Apakah Gereja kita sudah penuh dengan buah Roh ? Dengan demikian apabila kita mau hidup dalam Roh yang menuntun kita melewati kehidupan tiba pada kematian didunia tetapi Yesus membangkitkan maka tidak bisa ditawar lagi bahwa:

  • Kita harus menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.
  • Kitalah secara aktif melakukan penyaliban daging itu, kalau tidak kita lakukan maka buah-buah roh itu terhalang  pertumbuhannya.

Yesus berkata yang dicatat di Mrk 8:34.  “ Setiap orang yang mau mengikut aku, ia harus menyangkal dirinya sendiri, memikul salibnya dan mengikut aku”.

Pada zaman Tuhan Yesus hidup penjahat yang dihukum mati yang disuruh memikul salibnya sendiri sampai ditempat hukuman mati. Kematian di kayu salib adalah kematian yang mengerikan dan menyakitkan dan jarang langsung mati dan dilakukan bagi penjahat yang pengampunan hukumnya tidak ada lagi. Setiap pengikut Kristus harus melakukan persis seperti penjahat yang dihukum mati, memikul salib sampai diekskusi, dipakukan dibiarkan sampai mati. Bedanya penjahat dan kita adalah penjahat dipaksa oleh eksekutor, sedangkan kita atas kesadaran sendiri.

6. Apakah yang menjadi ”pegangan kita”saat ini ?

Yang harus kita fahami dan pegang teguh adalah:

  1. Selama kita didunia ini kita akan selalu mengalami tarikan antara ”keinginan daging” dan ”keinginan Roh” yang saling berlawanan.
  2. Kemenangan masih tersedia bagi kita yang mau ”menyalibkan keinginan daging” berupa  segala hawa nafsu dan  kita membuka diri untuk ”didiami oleh Roh Kudus”.

Tugas kita setiap hari mengambil waktu untuk merenungkan apa yang sudah dianugrahkan oleh Allah yang telah menjadi milik kita dan taatlah serta hiduplah menurutNya. Kalau memang benar kita sudah menyalibkan daging kita baiklah kita biarkan keinginan daging itu terpaku di kayu salib. Jangan lagi coba-coba untuk melepaskan paku-paku itu. Kalau kita merasa bahwa kita belum menyalibkan daging kita sekarang segeralah salibkan karena waktu Tuhan tidak sama dengan waktu kita.

Oleh sebab itu kalau kita dicobai oleh iblis untuk melakukan kehendak daging kita harus berkata dengan tegas : “Aku ini milik Kristus, aku telah menyalibkan keinginan dagingku. Tak ada lagi pikiranku untuk menurunkannya dari salib itu”

Kiranya Tuhan Yesus menguatkan kita melawan keinginan daging itu. Amin

Ysm/6/4/05

>“BERTOBAT” Kis 2:37-40

BERTOBAT,

bukan sekedar berubah atau memperbaiki diri.

Kisah Rasul 2:37-40

I. “Apa yang harus kami perbuat?” (37) tanya peziarah itu. Petrus menjawab pertanyaan tersebut dengan menyingkapkan cara-cara memperoleh keselamatan. Inilah rahasia keselamatan yang diberitakan Petrus secara singkat dan jelas. Mari kita simak secara terperinci jawaban Petrus :

I.1. Bertobat.

Istilah ini begitu akrab ditelinga orang Kristen dan sering diucapkan tetapi makna utuh dari bertobat sering tidak dipahami sepenuhnya seperti pengertian Alkitabiah. Sebelum menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat pribadi kita adalah orang orang berdosa. Bila diperhadapkan dengan kebenaran Allah maka kita menyadari betapa tidak layaknya kita karena dosa-dosa kita yang begitu besar. Keadaan inilah yang  mendorong kita untuk bertobat.

Bertobat kata Ibrani Syuv berarti berputar berbalik kembali, berbalik dari dosa dan kembali kepada Allah. Bagi bangsa Isarel pertobatan berarti kembali kepada Allah setelah tersesat dan sesudah mendurhakainya. dpl bukan berubah agama tetapi meneguhkan kembali kepercayaan dan ketaatan pribadi kepada Allah. Pertobatan meliputi dukacita, penyesalan dan perubahan tingkah laku lahiriah. Pertobatan kepada Allah mencakup merendahkan diri batiniah, perubahan hati yang sungguh dan benar-benar merindukan Yahweh Yes 6:9

Yesus memulai pelayanannya dimuka umum dengan seruan bertobatlah dan diakhiri dengan ucapanNya sebelum naik ke sorga;  pertobatan dan pengampunan dosa harus diberitakan kepada segala bangsa Luk 24:47 dan lagi; dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem. Pertobatan mutlak perlu untuk pengampunan dosa dan beroleh hidup yang kekal, iman tanpa pertobatan bukanlah iman yang membawa keselamatan.

Mana yang lebih dulu pertobatan atau iman ?

Iman terarah kepada Kristus untuk memperoleh keselamatan dari dosa, kekudusan, kehidupan dan mencakup perihal membenci dosa dan meninggalkannya disebut pertobatan, yakni berbalik dari dosa kepada Allah termasuk menerima anugrah Allah dalam Kristus dengan Iman.

Pertobatan mencakup 3 aspek :

a.  Menyadari bahwa diri sendiri sebagai orang berdosa

Pertobatan yang sejati pasti diawali dengan kesadaran diri sebagai orang berdosa. Saat kita bertobat kita sadar bahwa kita sarat dengan dosa. Kesadaran berdosa ini bukan hanya perasaan berdosa melainkan kesadaran intelek yang mengetahui persis dan pasti bahwa kita telah melakukan perbuatan-perbuatan berdosa.

b. Menyesali segala perbuatan dosa.

Pertobatan yang sejati ialah adanya sikap penyesalan yang sepenuh hati atas segala perbuatan dosa yang pernah kita lakukan. Semestinya bila seseorang menyadari dosa-dosanya dihadapan Tuhan dengan sendirinya menggoncangkan lubuk hatinya yang paling dalam dan menyesal sedalam dalamnya atas segala dosanya karena kesadaran akan upah dosa adalah maut.

c. Tidak mengulangi perbuatan dosa.

Mengambil keputusan untuk tidak terjerumus kedalam perbuatan perbuatan dosa lagi. Pertobatan sejati mengandung ketiga unsur tadi, itulah pertobatan sejati yang dimaksudkan oleh Petrus.

I.2. Dibaptis, memberi diri dibaptis kedalam nama Yesus Kristus.

Hal kedua yang disarankan Petrus untuk dilakukan peziarah itu adalah memberi diri dibaptis kedalam nama Yesus Kristus. Perlu diperhatikan disini bahwa formulasi baptisan yang tepat sesuai dengan tata bahasa Alkitab adalah kedalam nama Allah Tritunggal seperti dimaksudkan dalam perintah pembaptisan yang ada dalam amanat agung Tuhan Yesus pada Mat 28:19

Mat 28:19 Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus.

Penjelasan baptisan adalah: Pada saat kita dibaptis didalam nama Yesus Kristus, saat itu diri kita dihisapkan masuk kedalam Yesus Kristus. itu berarti diri kita dipersatukan dengan Yesus Kristus didalam kematianNya dan KebangkitanNya. Yesus mengalami kematian karena dosa kita melalui cara penyaliban maka diri kita pun diperhitungkan mati bersama di kayu salib. Melalui baptisan orang percaya dipersatukan dengan Yesus didalam kematianNya sehingga orang percaya dibebaskan dari segala hukuman. Lebih jauh pengertian baptisan disini bukan hanya upacara ritual dalam jemaat saja. Sesungguhnya baptisan adalah pengakuan iman kepada Yesus secara tindakan yang dilakukan dihadapan umum (bukan hanya sekedar dalam hati atau pernyataan lisan saja) tetapi ungkapan secara nyata kesediaan menjadi pengikut Kristus dengan segenap hati.

Apa makna memberi diri dibaptis ? Dapat dikatakan bahwa dengan memberi dibaptis kedalam nama Yesus Kristus sedikitnya mengandung 2 pengertian yaitu :

  1. Mengaku Yesus sebagai Tuhan dan Juruslamat pribadi.
  2. Menyerahkan dosa kepada Yesus.

Pada akhir ayat 40 Petrus berkata : “Berilah dirimu diselamatkan dari angkatan yang jahat ini. “Perkataan ini merupakan rangkuman daripada apa yang sudah dijelaskan didepan sekalian himbauan untuk berserah diri kepada Yesus.

II. Hasil.

Apa hasilnya jika saya bertobat dan dibaptis?

Jika dilakukan 3 saran Petrus diatas yaitu : bertobat, menerima Yesus dan menyerahkan dosa kepada Yesus maka kepada mereka yang melakukannya berlaku :

  1. Menerima pengampunan dosa (38 b)
  2. Keselamatan (40 b)
  3. Menerima Karunia Roh Kudus (38 c)

Kita menerima Roh Kudus didalam hati kita menjadi materai bagi kita dan menjamin kepastian hidup kekal disurga.

III. Bukti.

Apa buktinya Roh Kudus telah diam didalam hati kita ?

Ada dua jalur pembuktiannya yaitu :

1. Jika seorang dapat dengan tulus hati mengaku Yesus adalah Tuhan dan Juruselamatnya, maka berarti Roh Kudus  telah diam didalam hati orang tersebut.

Menurut Kor 12:3b …….. tidak ada seorang pun, yang dapat mengaku: “Yesus adalah Tuhan”, selain oleh Roh Kudus.

Mustahil orang yang punya kepercayaan lain mengaku Yesus adalah Tuhan oleh karena itu mustahil juga dihati mereka berdiam Roh Kudus. Mereka pasti tidak berani mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan.

2.  Jika seorang mengaku dengan tulus mengaku Allah adalah Bapanya itu berarti Roh Kudus telah diam dalam hatinya.

Menurut,

Rm 8:14 Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah.

8:15 Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: “ya Abba, ya Bapa!”

8:16 Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah.

Bertobat bukan sekedar berubah atau memberbaiki diri tapi lebih jauh dari itu merupakan kepastian menerima anugerah sebagai anak-anak Allah serta jaminan hidup kekal.

Kesimpulan kita akhirnya setelah kita melakukan pertobatan dan baptisan sejati maka kita akan mendapat :

  1. Kita menerima pengampunan dosa
  2. Kita menerima Roh Kudus
  3. Kita memiliki jaminan kepastian akan hidup yang kekal.

Roh kuduslah menjadi materai yang kokoh sampai kita mendapatkan secara sempurna bagian kita di surga nanti.

Amin.

Ysm/27/10/04

>“APAKAH IBADAH YANG SEJATI ITU” Mzm 50:1-15

“APAKAH IBADAH YANG SEJATI ITU”

Mazmur 50:1-15

1.  Kapan hidupmu terasa lebih bersemangat, bergairah dan bersukacita ?

Ada orang bilang hidup ini bagai air mengalir disungai, akan mengalir begitu saja, akhirnya sampai juga kelaut. Jalani saja sesuai dengan kehendak Yang Diatas,  ada nada pasrah dan pesimis.Tetapi sebenarnya hidup kita itu besemangat dan bergairah ketika hidup kita punya sasaran, ketika kita mempunyai motivasi, ketika kita punya harapan:

  • Sebagai anak, ketika kita mempunyai idealisme atau cita-cita ingin menyenangkan orang tua maka kita rajin belajar, membantu pekerjaan orang tua sesuai dengan umur kita.
  • Sebagai kekasih, kita bersemangat untuk menyenangkan pujaan hati kita, untuk apel malam minggu, hujan gerimis tidak menjadi halangan, hanya untuk menyenangkan pujaan hati.
  • Ketika kita punya keluarga, punya istri, punya suami, punya anak, kita ingin membahagiakan mereka, kita mau bekerja keras untuk menghasilkan yang dapat menyenangkan hati mereka.

Dalam motivasi itulah kita bersemangat, dan bergairah, kita berbakti kepada orang tua, kepada kekasih, kepada keluarga, kepada bangsa dan kepada Tuhan.
Hidup menjadi berarti kalau kita membaktikan diri kepada sesuatu, atau seseorang atau kepada Tuhan.
Apa artinya berbakti kepada Tuhan ? Kita berbakti kepada Tuhan artinya: “Kita beribadah kepada Tuhan”.

2.   Hidup menjadi sebuah ibadah.
Hidup ibarat proyek, ada awal ada akhir, kita adalah pemimpin proyek itu, kita diberi wewenang untuk memanage proyek itu dengan panduan bestek yang diberikan oleh owner/pemilik proyek itu. Kalau ada awal maka ada akhir dari proyek itu itulah sebabnya dia disebut proyek. Diantara durasi awal dan akhir itu kita berkarya, membangun, tentu kita butuh rancangan yang mau dibangun oleh pemilik, mau jadi apa yang kita bangun kita sesuaikan dengan keinginan owner. Sama halnya dengan kehidupan ada awal dan ada akhir kehidupan didunia ini. Ada serah terima, ketika kita diberi kehidupan, sampai kita menyerahkan kehidupan ini kembali yaitu ketika kita meninggalkan dunia ini, diantara itu kita berbakti, kita beribadah kepada Tuhan, sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan Tuhan didalam bestek yaitu Alkitab, jangan kita kurangi/korupsi sesuai keinginan kita. Kita harus setia mengikuti spesifikasi yang ada. Didalam berkarya itulah kita  bersemangat bergairah didalam hidup ini.

3. Apakah Ibadah itu ?
Di kitab Kejadian dan Keluaran kita  tahu sudah ada ibadah walaupun itu ibadah pribadi, dimana para bapak leluhur percaya bahwa Tuhan dapat disembah ditempat manapun Dia pilih untuk menyatakan diriNya. Yang ingin kita renungkan saat ini adalah ibadah umat yaitu ibadah yang dilakukan secara bersama-sama. Ibadah umat Israel di PL dilakukan di kemah pertemuan dan Bait suci yang menekankan tata upacara ibadat yang utama dan erat hubungannya dengan persembahan korban. Seperti pencurahan darah, persembahan korban : korban bakaran, korban sajian, korban keselamatan, korban penghapusan dosa dll., pembakaran kemenyan, penyampaian berkat imamat.Ibadah ini sangat menekankan dari segi upacaranya sehingga mengurangi segi rohaninya. Kita perhatikan: Ayat 9-13  Mereka memberikan binatang korban kepada Nya…, . Seolah olah Ia sangat membutuhkan korban tersebut, Allah mengumumkan ketololan pandangan ibadah seperti itu sebab sesungguhnya segalanya adalah milik Tuhan. Seolah olah bila diatas mezbah tersedia korban persembahan maka Tuhan sudah senang, bereslah semua urusan dengan Tuhan. Perhatikan ayat 14: Ibadah adalah Persembahan syukur. Maz. 50:14 Persembahkanlah syukur sebagai korban kepada Allah, …

4. Persembahan Syukur:
Persembahan pada Gereja abad I berkaitan erat dengan perjamuan (waktu itu belum dipisahkan anatara perjamuan kudus (ekaristi ) dengan perjamuan kasih (agape). Prinsip utama waktu itu adalah diakonal. Pada PL Pada ibadah Yahudi, memberi persembahan supaya mendapat pahala, supaya dibalas dengan kekayaan, keselamatan, kesehatan, keberhasilan dll. Prinsip mereka “ Aku memberi supaya aku diberi” kalau begitu seolah-olah Tuhan membutuhkan persembahan kita. Nama Tuhan sering kita sebut-sebut dalam persembahan seakan-akan Tuhan menginginkan dan memerlukan uang kita. Sebenarnya Tuhan adalah pemilik segalanya kenapa kita merasa membantu pekerjaan Tuhan.

Menurut Paulus 2 Kor 8:13-15 Prinsip persembahan adalah:

  • Kita memberi karena kita sudah diberi
  • Kelebihan kamu mencukupkan mereka

Menurut Yesus Mrk 12:41-44 , “memberi dari keterbatasan seperti pemberian janda miskin”.

Yang menjadi renungan kita :
1. Apa yang menjadi motivasi dibalik persembahan kita? Kita bilang “korban syukur yang harum ……” padahal “kita mengharapkan nama kita yang harum.….  “
2. Bagaimana menggunakan hasil persembahan? Gembala bilang “ Persembahan untuk mezbah Tuhan… “ padahal “  diapakai untuk bersenang-senang… “

Bukan seremonialnya (kebiasaan) yang dipentingkan  dalam ibadah tetapi ibadah dengan segenap hati, ucapan syukur dan iman disertai dengan perbuatan baik. Karena itulah ikatan perjanjian kita kepada Tuhan melalui darah Kristus yang ditumpahkan demi dosa kita. Ibadah adalah ungkapan rasa dekat, rasa mesra dan rasa cinta kepada Yesus ( lihat Yoh 12 : seorang wanita mencurahkan minyak narwastu murni yang mahal kepada Yesus )

Ibadah adalah ketaatan total kepada Allah (perhatikan syair kesaksian pujian dibagian akhir nanti). Ajaran Yesus:  Selalu menekankan bahwa ibadat adalah sungguh sungguh kasih hati terhadap Bapa Sorgawi. Kalau demikian maka ibadat yang sebenarnya adalah pelayanan yang dipersembahkan kepada Allah tidak hanya di Bait suci tetapi dalam arti sesama.

Perhatikan ajaran Tuhan Yesus di: Yak 1:27 Ibadah yang murni dan tak bercacat dihadapan Allah , Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga dirinya sendiri tidak dicemarkan dunia.
Sungguh jelas apa yang dimaksudkan Tuhan Yesus tentang Ibadah bukan? Jadi ingat bahwa :

Hidup <(bergairah, bersemangat, sukacita)→ berbakti → beribadah → bersyukur → pelayanan sesama >

Ingat firman Tuhan Yesus ( Yak 1:27) :

”Ibadah Sejati adalah Pelayanan kepada Sesama”.

Perhatikan syair lagu PKJ 264 dan kita nyanyikan:

“Apalah Arti Ibadahmu”

Apalah arti ibadahmu kepada Tuhan
bila tiada rela sujud dan sungkur ?
Apalah arti ibadahmu
bila tiada tulus dan syukur

R/
Ibadah sejati jadikanlah persembahan
ibadah sejati kasihilah sesama
Ibadah sejati yang berkenan bagi Tuhan
jujur tulus ibadah murni bagi Tuhan

Marilah ikut melayani orang berkeluh
agar iman tetap kuat serta teguh
itulah tugas pelayanan, juga panggilan
persembahan yang berkenan bagi Tuhan

R/

Berbahagialah orang yang hidup beribadah
yang melayanani orang susah dan lemah
dan penuh kasih menolong orang yang terbeban
Ibadah tanggung jawab orang beriman.
R/

Syair dan lagu : Mercy Tampubolon–Tobing

Isai Mila                     Ysm/11/08/04

>”JAMINAN KESELAMATAN” IKor 15:12-20

“Kebangkitan Kristus adalah Jaminan Keselamatan orang Percaya”

I Kor. 15: 12-20

Khotbah

Ciri dan kejutan khas berita Kristen yang pertama ialah penekanannya pada kebangkitan. Penghotbah-penghotbah pertama yakin dan percaya bahwa pada waktunya orang-orang akan bangkit.Pada agama-agama lain pun ada kebangkitan tetapi tidak ada yang sama dengan kebangkitan Kristus dimana Yesus benar-benar mati, namum mengalahkan kematian dan dia bangkit.
Pada umumnya semua kebangkitan itu berupa dongeng / reinkarnasi.

  • Filsafat Plato yang mengakui kekekalan jiwa seseorang tetapi menyangkal kebangkitan tubuh. Mereka memahami hidup setelah mati sebagai kekekalan jiwa tapi menolak segala gagasan tentang kebangkitan.
  • Kaum Saduki menolak ajaran tentang kehidupan sesudah kematian, kebangkitan, ketika mereka mendengar kebangkitan mereka berpikir bahwa yang dibangkitkan adalah tepat tubuh yang sama dengan tubuh yang mati.

Orang Kristen berpikir tentang tubuh yang dibangkitkan tapi sebagai yang diubah sedemikian rupa sehingga ‘tepat guna’ bagi kehidupan yang akan datang, yang begitu berbeda dari kehidupan kini, jadi gagasan Kristen benar benar khas.

Beberapa kesaksian Alkitab tentang Kebangkitan :
¨     Paulus: Kesaksian Paulus tentang kebangkitan orang Kristen : lihat I Kor 15:42-44
IKor 15:42 Demikianlah pula halnya dengan kebangkitan orang mati. Ditaburkan dalam kebinasaan, dibangkitkan dalam ketidakbinasaan.
15:43 Ditaburkan dalam kehinaan, dibangkitkan dalam kemuliaan. Ditaburkan dalam kelemahan, dibangkitkan dalam kekuatan.
15:44 Yang ditaburkan adalah tubuh alamiah, yang dibangkitkan adalah tubuh rohaniah

Sebagai gambaran untuk memahami ayat ini kita bayangkan saja malaikat.

  • Nabi Yesaya: mengajarkan kebangkitan tubuh dari orang yang telah ditebus. Yesaya 26:19
  • Daniel bersaksi: Kebangkitan orang benar dan kebangkitan orang jahat.

Daniel 12:2 Dan banyak dari antara orang-orang yang telah tidur di dalam debu tanah, akan bangun, sebagian untuk mendapat hidup yang kekal, sebagian untuk mengalami kehinaan dan kengerian yang kekal.

  • ¨    Yohanes dalam Wahyu 20:4-5 Kedua kebangkitan tidak bersamaan.
  • ¨    Yesus, Yesus menubuatkan kebangkitanNya pada hari yang ketiga Mrk.8:31

Paulus melihat makna kebangkitan Kristus sebagai sumber pengharapan yang menguatkan keyakinan bahwa mereka telah mati didalam Kristus Yesus pasti dibangkitkan.
Kebangkitan Kristus adalah jaminan kebangkitan semua orang. Dosa Adam membawa kematian bagi semua orang tetapi kebangkitan Kristus membawa hidup bagi semua orang. Kebangkitan tubuh datang melalui Kristus, dan Kristuslah orang yang pertama yang dibangkitkan dari antara orang mati.
Memang ada yang dibangkitkan lebih dahulu dari Yesus tetapi ia mati lagi, sedangkan Yesus tidak.
Semua orang dibangkitkan bukan berarti semua orang diselamatkan.

Siapa yang diselamatkan pada saat kebangkitan itu?
Yang diselamatkan adalah yang menjadi milikNya pada waktu kedatangan Nya.
15:23 Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya: Kristus sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya pada waktu kedatangan-Nya

Tetapi ada yang tidak dapat menerima kebangkitan itu
Lihat olok-olok kepada Paulus pada Kis. 17:32 Ketika mereka mendengar tentang kebangkitan orang mati, maka ada yang mengejek, dan yang lain berkata: “Lain kali saja kami mendengar engkau berbicara tentang hal itu.

Apakah bukti-bukti kebangkitan Kristus ?

1. Injil Kristus
Yesus mengajar tentang kebangkitan.
Yoh. 5:28 Janganlah kamu heran akan hal itu, sebab saatnya akan tiba, bahwa semua orang yang di dalam kuburan akan mendengar suara-Nya,
5:29 dan mereka yang telah berbuat baik akan keluar dan bangkit untuk hidup yang kekal, tetapi mereka yang telah berbuat jahat akan bangkit untuk dihukum
Paulus telah memberitakan injil Kristus dan diulangi lagi pada
I Kor 15 : 1-11 khususnya ayat 1 dan 2 yaitu :
15:1 Dan sekarang, saudara-saudara, aku mau mengingatkan kamu kepada Injil yang aku beritakan kepadamu dan yang kamu terima, dan yang di dalamnya kamu teguh berdiri.
15:2 Oleh Injil itu kamu diselamatkan, asal kamu teguh berpegang padanya, seperti yang telah kuberitakan kepadamu — kecuali kalau kamu telah sia-sia saja menjadi percaya.

2. Kesaksian murid-murid Yesus
Murid-murid  Yesus 11 orang masih bergaul bersama Yesus sebelum hari kenaikan Yesus ke Surga.
Sewaktu Yesus disalibkan murid-murid Tuhan Yesus tercerai berai dan perasaan takut yang luar biasa.
Tetapi sesudah mereka menyaksikan kebangkitan Kristus mereka bersatu kembali dan dengan berani memberitakan injil sampai mereka ada yang dihukum.
Kesaksian Rasul Petrus :
I Ptr. 1:3 Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan
Yesus dua kali menampakkan diri kepada para rasul.
Yesus menampakkan diri kepada Rasul Paulus sewaktu perjalanan ke Damsyik.

3. Orang-orang yang menyaksikan kebangkitan Kristus

Yesus menampakkan diri lagi kepada lebih 500 orang pada waktu bersamaan seperti yang terjadi di Galilea. Inilah bukti bahwa Yesus benar- benar bangkit.
Kebangkitan Kristus adalah jaminan keselamatan bagi orang Kristen.
Seharusnya kita menyadari bahwa :
Walaupun kita telah berusaha untuk melakukan yang terbaik tetapi itu tidak cukup, kita tidak akan menemukan kesempurnaan dalam diri kita.
Apabila kita berpikir bahwa kita dapat menemukannya maka sesungguhnya kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran itu tidak ada pada kita.Jadi sangat mudah untuk memiliki pengertian yang keliru tentang tuntutan keselamatan itu.
Bagaimana kita yang mempunyai pengertian yang tepat tentang tuntutan keselamatan itu ? Apakah kita sudah terhindar dari keyakinan  keselamatan yang keliru ? jawabnya tidak.

Iblis pun mengetahui apa yang dituntut untuk mendapatkan keselamatan, dia tahu Juruselamat dunia, dia mengerti secara intelektual tentang keselamatan daripada kita manusia.
Masalahnya adalah:

  • Iblis tidak mempunyai kepercayaan secara pribadi kepada Yesus Kristus untuk keselamatannya,
  • Iiblis membenci Yesus yang adalah Juruslamat.

Kita dapat salah menilai diri kita sendiri apakah kita  telah memenuhi tuntutan keselamatan itu atau tidak.
Kita dapat berpikir bahwa :

  • Kita berpikir bahwa kita percaya kepada Kristus tetapi Kristus yang kita percaya bukanlah yang dinyatakan dalam Alkitab.
  • Kita berpikir bahwa kita sudah mengasihi Allah tetapi kenyataannya Allah yang kita kasihi itu adalah berhala.
  • Kita berpikir bahwa Allah itu hanya Maha kasih! padahal dia adalah Allah yang berdaulat,  ” Aku adalah Aku ”

Apakah kita mengasihi Allah yang mengirim manusia ke neraka ? Apakah kita mengasihi Kristus yang pada suatu hari nanti berkata : “Enyahlah engkau dari hadapanKu, Aku tidak pernah mengenal engkau ?” Apakah kita tidak lebih mengasihi materi, uang, kesenangan duniawi ?

Mungkin saja Allah yang kita percaya adalah orang lain, kita sangat tersihir oleh penampilan seseorang atau sesuatu organisasi / gereja  yang sangat memikat hati kita sehingga kita bertobat pada orang itu atau organisasi itu sebagai pengganti Kristus. Kita harus berhubungan langsung dengan Allah dan Kristus yang menyelamatkan itu. Menurut pandangan Alkitab bukan hanya mungkin kita memiliki keyakinan keselamatan yang benar melainkan juga merupakan kewajiban kita untuk berusaha memiliki keyakinan akan keselamatan itu.

Sebaliknya adalah kesombongan kalau kita tidak berusaha mencarinya. II Petrus 1:10-11
1:10 Karena itu, saudara-saudaraku, berusahalah sungguh-sungguh, supaya panggilan dan pilihanmu makin teguh. Sebab jikalau kamu melakukannya, kamu tidak akan pernah tersandung.
1:11 Dengan demikian kepada kamu akan dikaruniakan hak penuh untuk memasuki Kerajaan kekal, yaitu Kerajaan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus

Ada banyak orang Kristen yang telah diselamatkan tetapi tidak mempunyai keyakinan keselamatan itu. Apakah ruginya kalau kita tidak mempunyai keyakinan akan keselamatan itu ? Kalau kita tidak yakin akan anugerah yang kita terima, maka kita akan mudah diserang  oleh keraguan dan ketakutan didalam jiwa kita, mengakibatkan kita ragu-ragu berjalan bersama Kristus. Masih banyak orang yang berkeliaran yang tidak tahu bahwa suatu saat dia bertobat dan mengikut Kristus.
Tetapi suatu kebodohan kalau kita tidak tahu bahwa kita adalah yang terpilih itu. Tidak ada lagi pertanyaan yang lebih penting dari pada keyakinan akan keselamatan itu. Kalau saudara tidak yakin saudara harus berusaha untuk yakin jangan sekali kali beranggapan bahwa saudara tidak terpilih. Buatlah agar pilihan kita menjadi pasti.

Rasul Paulus sangat yakin akan keselamatannya : IITim 4:6-8 Bagaimana supaya kita seperti Paulus yang memiliki kepastian keselamatan.
Kepastian keselamatan didasarkan pada :
¨       janji-janji Allah.
¨       bukti-bukti internal dari diri kita.
¨       bukti-bukti external dari diri kita.

Apa contoh bukti internal itu:
Gampangnya jika seorang laki-laki dan seorang perempuan saling jatuh cinta tentu kita berasumsi bahwa mereka menyadari akan hal itu. Seorang biasanya dapat membedakan apakah dia jatuh cinta pada seorang atau tidak. Ini berdasarkan keyakinan secara internal.

Selain ada bukti yang internal, ada pula bukti yang external :
kita bisa melihat buah nyata dari pertobatan kita. Kita sendiri dapat menguji apakah ada perubahan yang nyata dalam tingkah laku kita.:
1. Menghasilkan kerendahan hati yang tulus
2. Memimpin pada ketekunan dalam kesucian
3. Mengevaluasi kehidupan dengan jujur
4. Merindukan untuk semakin memiliki persekutuan dengan Allah.

Keyakinan yang keliru :
1. Menghasilkan kesombongan rohani
2. Memimpin pada hidup yang sembarangan
3. Menghindari evaluasi yang sebenarnya
4. Dingin dan ogah2an terhadap persekutuan yang intim  dengan Allah

Ingat bahwa:

  1. Jaminan keselamatan adalah sangat vital bagi kita untuk kehidupan rohani kita
  2. Allah memanggil kita untuk memiliki keyakinan akan keselamatan daripadanya kita mendapat penghiburan  serta kekuatan.
  3. Kita bertekun bukan karena kekuatan kita tetapi karena anugerah Allah.

Kiranya  Allah memampukan kita agar kita percaya bahwa kita adalah anggota Kerajaan Allah, sehingga sukacita selalu menyertai kita. Amin.

Isai Mila                                                                       Ysm/25/04/04

>”KESIA-SIAAN !, SEMUA AKAN SIA-SIA” Pkh 12:1

Semua akan sia-sia jika tidak

Ingat akan Penciptamu

Pengkhotbah 12:1

Khotbah

Kitab Pengkhotbah ini termasuk kitab yang kontroversial disamping Kidung Agung. Kenapa ? Karena nada Pengkhotbah itu pesimis dan skeptis, kalau saya hitung dengan komputer memakai fasilitas search kata “Kesia-siaan” ini saya temui di 18 ayat dan kata ”sia-sia” ada 30 ayat dalam 12 pasalnya.

Salomo pada masa muda, dia menulis Kidung Agung, pada masa dewasanya dia menulis Amsal dan pada masa akhir hidupnya dan merasa umurnya sudah mendekat dan telah menyadari dosa-dosanya dia menulis Pengkhotbah pasal 12 juga berbicara tenntang ”kesia-siaan”.

Didalam pembahasan Sabda Bina Umat jika kita baca ulasannya ditujukan kepada pemuda secara khusus GP yang biasanya berumur 18-35 tahun.

Tetapi kalau kita memahami latar belakang penulis ini yaitu Salomo yang sudah merasakan tubuhnya makin lemah ”ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu” yang dia tujukan bukan hanya kepada pemuda atau orang muda tetapi ditujukan kepada orang orang yang masih dapat berbuat sesuatu dalam hidupnya, masih dapat berbuat sesuatu bagi saudaranya atau melayani saudara yang lain seperti umumnya saya dan saudara disini.

Mengapa Pengkhotbah seolah-olah begitu pesimis dan skeptis memandang hidup ini?

Apa yang paling berharga dalam hidupmu ?

  • Michael Jackson

Banyak orang menunggu konser Michael Jackson si king of pop yang punya nama besar, banyak yang sedih karena gagal menonton konsernya tiket vip yang sudah ditangan seharga 3000 dolar atau 30 juta rupiah panitia himbau nggak usah dikembalikan untuk sedikit membantu bayar utangnya. Tetapi apakah kita memahami, bahwa idola kita ini adalah sosok yang kesepian?

Aku kesepian!!” kata Michael Jackson dalam wawancaranya dengan Oprah Winfrey di acara TV.  Padahal dia menjadi superstar dari anak-anak sebagai Jackson 5 sampai dia meninggal mestinya dapat hidup dengan nyaman, tapi ternyata diluar dugaan.  Kesepiannya telah menjadikan hidupnya dipenuhi pelampiasan-pelampiasan kontroversial. Merubah kulit hitam menjadi putih bahkan mencoba pindah keyakinan dan bahkan meninggalnya pun menjadi berita kontroversial.

Popularitas dan nama besar sering membuat manusia lupa diri.

Lihatlah tokoh-tokoh populer seperti: Marylin Monroe, Elvis Presley, Bruce Lee ataupun John Lennon.

Mereka meninggal dengan tanda tanya besar?

Ingatkah saudara apa yang pernah dikatakan pentolan Beatles itu.

“Aku lebih besar daripada Yesus!”

Apa yang terjadi, ia meninggal dibunuh! Semuanya sia-sia

Tidak munafik saya menyukai tokoh-tokoh besar yang telah menghasilkan karya besar. Tetapi mereka terkadang tidak menyadari bahwa karya besarnya adalah karunia Allah yang telah diberikan kepadanya.

12:7 dan debu kembali menjadi tanah seperti semula dan roh kembali kepada Allah yang mengaruniakannya.

12:8 Kesia-siaan atas kesia-siaan, kata Pengkhotbah, segala sesuatu adalah sia-sia.

Popularitas saja tanpa mengingat pencipta adalah kesia-siaan belaka !

  • Raja Salomo

Salomo adalah raja paling bijaksana yang pernah ada di dunia ini. Ketika Tuhan menawarkan padanya satu permintaan apa saja boleh ia ajukan untuk memampukan dirinya memimpin kerajaan Israel kuno, daripada meminta kekayaan, kekuatan, kehebatan, Salomo justru meminta agar ia menerima hikmat yang memampukan dirinya bertindak bijaksana. Dan Tuhan menyediakan kebijaksanaan yang ia minta hingga ia menjadi raja paling berhikmat dan bijaksana mengatur segalanya. Praktis kekayaan dan kehebatan pun ia terima. Akhirnya karena ketidak taatan Salomo pada Allah. Pasalnya berawal dari istri-istrinya yang walaupun cantik dan terpilih, mereka tidak memiliki takut akan Tuhan mereka mendirikan tempat pemujaan ilah-ilah lain sesuai dengan keyakinan dari bangsanya berasal. Sehingga kerajaan Israel-pun pecah di akhir masa bakti Salomo. Semua ini karena hati Salomo tidak lagi mencondongkan diri pada Tuhan.

“Raja Salomo”… jika kita mendengar nama itu terbayang didalam pikiran kita seseorang yang hidupnya sangat diberkati Tuhan. Seseorang yang telah mencapai titik-titik yang diingini setiap manusia.

¨    Salomo telah mencapai titik kekuasaan dengan mempunyai kerajaan yang terbesar di dunia.

¨    Salomo telah mencapai titik kekayaan sehingga ia membangun Bait Allah yang seluruh bangunannya berlapis emas!

¨    Salomo bukan cuma kaya dan berkuasa tetapi ia adalah orang yang terpandai dan berhikmat didunia.

¨    Dan ia juga seorang yang ganteng, terbukti dari istrinya 700 orang dan selirnya 300.

Salomo telah menjadi seorang pria yang diidam-idamkan setiap wanita! Seorang yang berkuasa, kaya raya dan ganteng dan luar biasa dia berhikmad … apa lagi yang kurang? Alkitab mencatat sebelum dan sesudah Salomo tidak ada orang yang berhikmat dan kaya raya sepertinya! Singkatnya Salomo telah mencapai setiap titik yang manusia inginkan.

Sekarang… marilah kita mendengar perkataan dari seorang yang telah begitu sukses didalam hidupnya

12:8 Kesia-siaan atas kesia-siaan, kata Pengkhotbah, segala sesuatu adalah sia-sia.

”Semuanya sia-sia”

Jadi apa yang tidak sia-sia dalam kehidupan didunia ini?

1. Semuanya sia-sia kalau tidak ada Yesus didepan kita!

    Bagaimana saya menjelaskannya ?

    Begini :

    Kalau saya menerima selembar check ataupun travel check yang belum diberi tahu berapa besarnya, kemudian saya buka dengan menarik cek itu pelan-pelan dari sebelah kanan amplop. Saya akan melihat angka 0 terlebih dahulu saya keluarkan lagi lebih panjang akan saya lihat 0 lagi dan seterusnya. Saya akan memelototi cek itu, dimana 1 nya? Kenapa hanya 00.000.000. Apa artinya nol delapan kalau tidak ada angka 1-nya disebelah kiri atau angka di depannya.

    Sdr. berapapun banyak angka 0 yang kita miliki, tetapi kalau tidak ada angka satu di depannya, maka tidak ada nilainya sama sekali. Demikianlah halnya dengan hidup kita. Semuanya sia-sia tanpa kita Ingat akan Pencipta kita.

    Apapun yang kita miliki tidak ada artinya semua akan sia-sia kata raja Salomo.

    Kadang kita perlu juga ingat ingat berapa nol yang kita miliki bukan untuk  menyombongkan diri tetapi agar kita bersyukur, misalnya saya punya anak 4 punya 4 nol, punya istri yang bisa saya ajak datang kesini tambah nol semua saudara saya dan saudara istri yang mendukung saya tambah nol dan banyak lagi nol yang lain tidak ada artinya kalau angka 1 tidak ada didepannya. Jadi mutlak saya perlu angka didepannya agar check yang saya pegang ini berarti di bank. Demikian juga hidup ini kalau tidak ada didepan saya Kristus semuanya tidak berarti.

    2. Percaya bahwa kita sudah dipilih Allah.

    Ada perlunya kita punya keyakinan bahwa kita dari semula sudah dipilih Allah.

    Apa tandanya ? Bangsa Israel bangsa pilihan Allah sehingga bagaimanapun bangsa Israel Allah tetap berada didepan Bangsa itu. Jika kita merasakan bahwa hidup kita itu dipimpin oleh Allah kita sudah seperti bangsa Israel. Percaya, saya adalah orang yang sudah dipilih Allah untuk diselamatkan. Jadi bukan karena kemampuan kita, kita dipilih Allah tetapi itu semata kehendak Allah, orang teologi menyebut predestinasi. Intinya percaya dan berlakulah seperti orang yang sudah menerima keselamatan itu melalui Yesus Kristus.

    Bukan karena kemampuanku aku selamat seperti cerita seekor kera.

    Alkisah terdapat seekor kera yang sangat trampil berlompatan dari satu pohon ke pohon yang lain. Dia selalu menang lebih cepat dibandingkan kera-kera lainnya. Tetapi pada suatu hari, cabang yang dipegangnya patah sehingga dia terjatuh ke sebuah rawa-rawa yang dalam. Kera-kera sahabatnya berusaha menolong dia, tetapi sayang mereka tidak berhasil menolongnya. Kera yang malang itu berusaha untuk mengangkat dirinya dari rawa-rawa tersebut, tetapi makin dia berusaha dia makin tenggelam. Dia berusaha sekuat mungkin menarik misai di janggutnya ke atas, tetapi dia makin tenggelam. Akhirnya yang tampak di atas rawa-rawa hanyalah kedua tangan yang sedang menggenggam misai yang terlepas dari janggutnya.

    Ilustrasi tersebut mau mengajarkan bahwa keadaan dan kodrat umat manusia tidak berdaya untuk menyelamatkan dirinya dari kuasa dosa. Segala upaya rohani, keagamaan, ritual, perbuatan baik, amal, dan berbagai kepercayaan tidak dapat menolong manusia untuk keluar dari belenggu kuasa dosa yang telah menguasainya.

    Salomo memang sudah jatuh kedalam dosa tetapi dia sudah dipilh Allah, oleh karena itu kita percaya dia bersama Allah, Salomo menerima anugrah Allah bukan karena perbuatannya hanya karena Allah.

    Apakah yang menjadi tujuan dan makna hidup kita?

    Apa jawaban kita.

    Ada sebagian orang yang memandang hidup ini:

    ¨    Bagai suatu perjalanan, dimana ada suatu titik dimana hidup itu sendiri akan berakhir. Orang seperti ini melihat hidup seperti garis lurus atau titik-titik yang bersambung.Hidup itu bagaikan suatu perjalanan.

    ¨    Sebagai siklus alamiah saja, seperti falsafah hidup orang Jawa dengan 3M-nya, yaitu: Metu (Lahir), Mantu (Menikah) lalu Mati, begitu seterusnya. Orang seperti ini melihat hidup manusia seperti lingkaran yang menjemukan. Hidup bagai sebuah lingkaran berputar.

    ¨    Ada sebagian lagi yang mengatakan bahwa hidup manusia tidak lebih dari suatu perjuangan yang senantiasa diwarnai oleh kepahitan, kesakitan, penderitaan, begitu seterusnya berulang-ulang. Orang seperti ini melihat hidup seperti spiral. Hidup adalah sebuah perjuangan.

    ¨    Tetapi yang celaka adalah bahwa tidak sedikit orang yang tidak tahu untuk apa ia hidup, sehingga ia hidup dengan sembrono, hidup dengan sembarangan, dan seringkali justru menyesali kehadirannya di dunia ini, sambil bernyanyi, “Untuk apa aku lahir ke dunia fana akupun tak tahu…. ”

    Sekarang saya mengajak saudara untuk melihat realita hidup dari kacamata Pengkhotbah. Bagaimana Pengkhotbah melihat realita hidup manusia.

    ¨    Raja Salomo setelah melalui pengalaman dan pengamatan yang mendalam, dia yang sudah menulis Kidung Agung diwaktu muda, menulis Amsal diwaktu dewasa dan ketika dia merasa kekuatannya hampir habis akhirnya memberikan kesimpulan dengan satu kalimat pendek,”Kesia-siaan belaka, segala sesuatu adalah sia-sia” dibawah matahari ini. ”Hanya takut akan Allah yang tidak sia-sia” jadi ”berpeganglah pada perintah-perintahnya”.

    Memang Salomo sudah jatuh dalam dosa karena tidak taat kepada Allah ”jangan mengawini bangsa yang menyembah illah lain”

    Tetapi Allah sudah memilih Salomo sehingga dia tetap dipimpin Allah menjadi raja sampai 40 tahun sampai akhir khayatnya, ketika dia merasa kekuatannya sudah habis dia meninggal di bait suci yang dia bangun.

    Sungguh suatu kebahagiaan jika kita tahu Tuhan memanggil kita seperti Operet Nomensen ketika pada Paskah yang lalau saya menyaksikan ketika dia merasa kekuatannya sudah habis dia pergi ke suatu taman dan berdoa seperti Yesus sebelum disalib setelah itu dia dituntun temannya ketempat tidur diapun meninggal.

    Kehidupannya tidak akan sia-sia. Amin.

    Isai Mila  Ysm/13/07/09

    >”ALLAH MELENGKAPI ORANG YANG DIA PANGGIL DAN UTUS” Yer 1:1-8

    Allah melengkapi orang yang dipanggil dan utus.

    Yeremia 1:1-8

    Khotbah :

    1. Tuhan memilih dan memanggil Yeremia.

    Yeremia dipanggil dan ditetapkan Tuhan menjadi nabi sebelum Yeremia dilahirkan bahkan sebelum ia ada dalam rahim ibunya (Yeremia 1:5). Apa yang disampaikan dalam ayat 5 ini mungkin saja menggiring orang berpikir soal “takdir”: bahwa Yeremia sudah “ditakdirkan” Allah untuk menjadi nabi. Pemanggilan dan penetapan Yeremia sebagai nabi “sebelum ia dilahirkan” bahkan “sebelum ia ada dalam rahim ibunya” sama sekali bukan menjelaskan bahwa Yeremia telah “ditakdirkan” menjadi nabi, melainkan sebuah penegasan bahwa terpanggilnya Yeremia menjadi nabi merupakan inisiatif Allah. Allah-lah yang menjadi “inisiator” pemilihan dan penetapan itu, dan bahwa dasar pemilihan Yeremia terletak pada Allah sendiri dan tidak terpengaruh oleh pihak lain.

    a. Kenapa Yeremia yang muda dan cenderung penakut yang dipanggil ?

    Peristiwa panggilan Allah kepada Yeremia adalah suatu peristiwa yang diluar akal manusia karena kita tidak dapat memahami akan pemikiran dan rencana Allah. Untuk mengemban tugas yang begitu berat (ay 10) seharusnya dibutuhkan seorang yang luar biasa bukan? Tapi siapakah Yeremia? Ia tidak mempunyai kemampuan yang hebat, belum berpengalaman bahkan cenderung penakut (ay 6). Hal yang lebih membingungkan kita lagi adalah, ketika Yeremia mengutarakan keengganan dan ketakutannya, Allah seakan-akan tidak mengindahkan perasaan Yeremia justru terkesan `memaksanya’ (ay 7). Kalau pun Allah memberikan dorongan dan berusaha menenteramkan hatinya (ay 8), tidakkah ini terlalu minim untuk tugas yang maha berat dan sukar ini? Apalagi Allah juga tidak menjelaskan secara rinci tugas dan tanggung jawabnya. Hal yang menonjol dari bacaan kita kalau kita amati peristiwa ini dengan lebih seksama, di hadapan kita dipaparkan tentang ”Allah yang penuh kuasa” dan ”manusia yang lemah”. Allah ingin memperlihatkan kepada manusia bahwa: kuat, hebat, mampu, dan berani bukan berarti ”keberhasilan”. Namun ini tidak berarti bahwa Allah memakai siapa saja yang lemah. Sebaliknya Ia telah mengenal, menguduskan, dan menetapkan sebelum memanggil seseorang (ay 5). Allah telah berhitung dan tentu saja perhitunganNya tidak mungkin meleset.

    b.   Tuhan yang memanggil dan melengkapi Yeremia.

    Tidak cukup sampai di sini, setelah ungkapan keengganan Yeremia: “Ah Tuhan Allah!” Allah menjumpai Yeremia dengan firmanNya dan memberikan “sentuhan” kepada titik kelemahan Yeremia (ay 7-9). Allah menyentuh mulutnya, hasilnya sangat luar biasa: sejak saat itu “mulut” nya dipakai Allah untuk “memekakkan” telinga umat Allah yang murtad. Ia yang semula enggan dan takut(?) untuk menyampaikan firman Allah justru menjadikan firman itu sumber kekuatan dan sukacitanya (Yer 15:16).

    c.   Yeremia mengetahui dengan jelas tentang panggilannya menjadi nabi.

    Juga dapat dilihat bahwa pemahaman Yeremia yang jelas akan panggilannya sebagai nabi (Yer 1:17), seiring dengan penegasan Allah yang berulang-ulanglah (mis. Yer 3:12; Yer 7:2,27-28; Yer 11:2,6; Yer 13:12-13; Yer 17:19-20) yang memungkinkan dia untuk memberitakan nubuatnya dengan tegas dan setia kepada Yehuda kendatipun tanggapan yang terus diterimanya adalah permusuhan, penolakan, dan penganiayaan (mis. Yer 15:20-21).

    2. Tuhan juga memanggil dan mengutus kita.

    Yeremia dipanggil dan ditetapkan Tuhan menjadi nabi sebelum Yeremia dilahirkan bahkan sebelum ia ada dalam rahim ibunya (Yeremia 1:5). Bercermin dari firman ini tidaklah salah jika kita memahami bahwa tidak ada seorangpun yang lahir secara kebetulan bahkan lahir tanpa tujuan. Tetapi setiap orang lahir ke bumi adalah bagian dari ‘campur tangan’ Tuhan untuk melaksanakan tugas tertentu dariNya. Seperti nabi Yeremia dipanggil dan ditetapkan menjadi solusi bagi Israel yang berontak, kelahiran kita pun harus kita yakini sebagai sesuatu yang “special”.  Dan seperti Yeremia, kita (orang Kristen) adalah juga orang-orang yang Tuhan panggil dan tetapkan untuk menyampaikan firman (:kehendak) Tuhan. Dan harus diingat bahwa penugasan Tuhan bagi kita bukanlah pilihan atau keputusan kita, tetapi Tuhanlah yang menentukannya bagi kita. Itu berarti, kita menjadi pendeta, guru agama, penatua, diaken, itu bukanlah prestasi atau usaha kita, melainkan lebih merupakan inisiatif Tuhan sendiri. Karena itu kita tidak patut ‘membusungkan dada’, apalagi sampai tidak taat pada panggilan dan penetapan Tuhan.

    a. Kenapa kita berani mengaku ”dengan segenap hatiku”?

    Apa yang membuat kita berani berkata ‘ya dengan segenap hatiku’ atas panggilanNya, berani melangkah walau terbatas ? Yeremia yang telah “diundang”  dan  “ditarik”  Allah  keluar  dari keterbatasan yang dimilikinya untuk kemudian “menggantungkan segalanya” pada Tuhan. Kita juga diingatkan agar segera keluar dari rasa keterbatasan kita yang menjadikan kita enggan dan takut melaksanakan panggilan Tuhan. Bersama Allah, kita berjalan.

    b. Tantangan yang dihadapi pelayan Tuhan

    Pemberitaan firman Tuhan seringkali hanya dipandang sebagai berita yang mewartakan sukacita, kedamaian, dan kabar baik bagi manusia. Padahal, firman Tuhan juga mengandung berita yang menggoncangkan, meresahkan, dan mengancam kehidupan manusia seperti berita yang harus disampaikan oleh Yeremia kepada bangsa Yehuda.. Apa yang disampaikan Yeremia tentulah sangat menyakitkan, meresahkan, dan mengancam. Bagaimana mungkin bangsa pilihan Allah akan dihancurkan oleh bangsa-bangsa kafir? Berita yang mengusik kemapanan, menggoncang ’status quo’, menjungkirbalikkan konsep-konsep yang sudah dianut masyarakat, hanya mendatangkan risiko yang tidak kecil bagi sang pembawa berita, mungkin nyawa pembawa berita itu menjadi taruhannya. Itulah sebabnya Yeremia gentar karena ia memahami betul risiko ini (1:17). Allah pun sudah memahami reaksi apa yang akan ditunjukkan oleh Yeremia. Karena itu Allah menggunakan berbagai cara untuk menyentuh seluruh aspek pribadinya seperti fisik, imaginasi, intelektual, dan perasaan. Walau tidak disebutkan bagaimana akhirnya Yeremia bersedia memenuhi panggilanNya, namun pasal-pasal berikutnya menceritakan bagaimana ia menyatakan suaraNya. Allah telah berhasil meyakinkan Yeremia betapa pentingnya berita bencana itu harus disampaikan kepada Yehuda supaya mereka nantinya dapat kembali menjadi umat pilihan Allah yang kudus dan taat. Yeremia terus mewartakan suara Allah walau tidak ada yang mendengar, walau dibuang dalam pengasingan, bahkan nyawanya menjadi taruhan.

    Demikian jugalah setiap orang Kristen harus berperan seperti Yeremia: mewartakan kebenaran yang akan membuat telinga jemaat yang korupsi merah, membuat orang yang menyalahgunakan kekuasaan kebakaran jenggot, membuat orang kaya yang kerjanya kolusi tidak bisa tidur nyenyak, dll. Mungkin, seperti Yeremia, kita akan enggan bahkan takut. Namun, jika kita membiarkan Allah menyentuh seluruh aspek kepribadian kita, niscaya kita akan memiliki keberanian untuk tak henti-hentinya menyampaikan firman Tuhan, menyuarakan pertobatan.

    3. Bagaimana sikap kita terhadap panggilan Allah.

    Sama seperti Yeremia berlakulah seperti anak kecil.

    Apakah Yeremia masih tetap seperti anak kecil sepanjang kariernya?

    Apabila kita menyelusuri kitab Yeremia, maka kita menemukan bahwa akhir hidup Yeremia tidak seperti Salomo dan Saul. Yeremia tidak menjadi sangat berkuasa dan kaya raya seperti Salomo. Dia juga tidak menjadi sombong dan acuh terhadap Tuhan, seperti Saul. Melainkan, Yeremia tetap seperti seorang anak kecil.

    ”Engkau telah membujuk aku, ya Tuhan, dan aku telah membiarkan diriku dibujuk”

    Yeremia berlaku jujur. Ia mengutarakan seluruh perasaan terhadap Tuhan. Ia merasa dibohongi atau dijebak oleh Tuhan. Karena semula ia sudah menduga bahwa beban yang diberikan kepadanya terlalu besar. Tetapi karena Allah telah berjanji akan menyertainya dan melepaskannya maka, Yeremia telah menerima panggilan tersebut. Tetapi, setelah Yeremia menjalankan tugas panggilannya, maka ia merasa tidak sanggup lagi. Ia berkata kepada Tuhan, sbb.: ‘Engkau panggil aku sebagai nabi, penyambung lidahMu, tetapi aku tidak menduga bahwa panggilan tersebut sebegitu berat. Engkau membohongi aku dan menjebak aku.’

    Dalam hal ini Yeremia berbicara seperti seorang anak kecil. Seorang anak kecil selalu jujur, mereka berbicara seperti apa yang ada dalam pikirannya.

    Anak kecil memiliki  empat karakter umum yakni:

    • Mereka jujur terhadap perasaan mereka
    • Mereka merasa lemah, bergantung kepada Bapanya
    • Mereka selalu mengajukan pertanyaan
    • Mereka ingin belajar sesuatu yang baru

    Ada kekuatan yang luar biasa kepada Yeremia  mengatakan, “Apabila aku bertemu dengan perkataan-perkataanMu, maka aku menikmatinya; firman-Mu itu menjadi kegirangan bagiku, dan menjadi kesukaan hatiku, …………..” (Yer. 15: 16).

    Jadi, hal yang pertama yang menompang kehidupan Yeremia, sehingga ia bertahan dalam kesengsaraan dan penderitaan nya adalah firman Tuhan.

    Isai Mila/Ysm/14/07/09

    >”SAYA ADALAH ANGGOTA TUBUH KRISTUS” I Kor 12:27-31

    ”SAYA ADALAH ANGGOTA TUBUH KRISTUS”

    I Kor 12:27-31

    Khotbah

    1. Anggota Tubuh Kristus

    Ketika dalam satu kesempatan saya bertemu dengan seseorang dan kami berkenalan dan mengobrol tiba pada percakapan tentang asal gereja kami masing-masing dia berkata ”tetapi saya hanya jemaat biasa”. Dalam percakapan berikutnya seolah olah dia tidak punya tanggung jawab apa-apa terhadap gerejanya, seolah olah dia hanya sebagai penonton. Benarkah demikian ?

    Setiap Minggu kita duduk dibangku gereja, kita menyanyikan lagu pujian, kita mendengarkan khotbah yang diberitakan, demikian kita ulangi lagi minggu depan. Seakan kita adalah penonton, dan mereka menyebut kita jemaat biasa, mereka memanggil kita anggota Jemaat. Kita hanya datang dan mendengarkan, lalu pulang. Memang tidak salah dengan sebutan anggota jemaat, tetapi kita harus menyadari bahwa kita bukan sebagai penonton di gedung gereja kita sendiri memberikan uang kolekte pengganti uang karcis seperti orang yang sedang menonton konser. Kita semua, seperti bacaan kita tadi, mempuyai bagian peran masing-masing sebagai anggota tubuh Kristus.

    “Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, yang rapi tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih”. (Efesus 4:16)

    Setiap bagian dari tubuh Kristus, yaitu anggota jemaat Allah, mempunyai tugasnya masing-masing. Tubuh Kristus terbentuk oleh pelayanan semua bagian dari tubuh tersebut, bukan hanya pelayanan dari pendeta, penatua, diaken dan pengajar, tetapi semua orang yang menyebut dirinya jemaat Allah, adalah bagian dari tubuh Kristus yang mempunyai fungsinya sendiri-sendiri. Mereka adalah pelayan-pelayan Tuhan, mereka adalah pemain didalam gereja Tuhan, bukan penonton.

    Banyak orang Kristen tidak menyadari hal ini, sehingga setiap bagian dari tubuh Kristus ini tidak berfungsi, dan kita menyebut diri kita hanya jemaat biasa atau hanya anggota gereja, bukan pelayan Tuhan.

    Firman Tuhan: ”Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah anggotanya”.

    2. Jabatan didalam tubuh Kristus pada Jemaat mula-mula.

    Pada Jemaat mula-mula Allah telah menetapkan beberapa orang dalam Jemaat: pertama sebagai rasul, kedua sebagai nabi, ketiga sebagai pengajar. Selanjutnya mereka yang mendapat karunia untuk mengadakan mujizat, untuk menyembuhkan, untuk melayani, untuk memimpin, dan untuk berkata-kata dalam bahasa roh. Didalam tubuh Kristus, setiap orang mempunyai bagiannya masing-masing, tidak semua menjadi rasul, tidak semua menjadi nabi, tidak semua menjadi pengajar, tetapi setiap orang diperlengkapi oleh Allah pekerjaan baik yang harus mereka lakukan sebagai bagian dari anggota tubuh yang berfungsi (Efesus 2:10).

    3. Jabatan didalam tubuh Kristus pada Jemaat aliran Calvinis.

    Menurut Calvin, di dalam gereja ada empat jabatan, yakni: pendeta/gembala, penatua, diaken/syamas dan pengajar. Khusus mengenai “pengajar”, jabatan ini mencakup semua fungsionaris gereja yang terlibat dalam tugas pengajaran yang berhubungan dengan iman Kristiani, mulai dari guru agama (di sekolah), guru katekisasi, sampai dengan dosen-dosen teologi.

    Didalam Jemaat Tuhan tidak semua menjadi pendeta, tidak semua menjadi penatua, tidak semua jadi diaken dan tidak semua jadi pengajar tetapi kita seharusnya melayani dengan karunia-karunia yang telah diberikan kepada kita secara khusus.

    4. Karunia anggota tubuh Kristus.

    Karena itu, nasihat Firman Tuhan tadi, “berusahalah untuk mengetahui karunia apa yang diberikan kepada kamu”, berusahalah untuk tetap tinggal didalamnya, maka Allah akan menyempurnakan pelayanan dari setiap bagian tubuh Kristus. Jangan membayangkan untuk menjadi pendeta, penatua, diaken dan pengajar, baru terlibat dalam pelayanan tetapi mari kita melihat apa karunia yang kita miliki.

    Tiap orang dilengkapi Tuhan dengan karunia yang berlainan yang unik dan spesifik, karena itu cari tahulah apa karunia utama anda, dan layani masing-masing anggota tubuh Kristus dengan karunia tersebut, baik menasihati, melayani, memperhatikan, membimbing, mengajar, memberi dan lain-lain dan yang terakhir dan terutama (ayat 31) adalah karunia mengasihi (Kasih). Setiap jemaat mengambil peran masing-masing didalam tubuh, mereka semua adalah pemain, bukan penonton didalam gereja. Pantaskah kita berdiam diri, menjadi penonton didalam gereja? Merasa cukup dengan datang dan mendengar setiap minggunya. Kita tentu tidak pantas disebut anggota tubuh Kristus, sebab kita adalah bagian tubuh yang mati dan tidak berfungsi. Mulai hari ini, mari kita terlibat didalam pelayanan dengan bersungguh-sungguh, bukan untuk menjadi pekerja gereja, bukan untuk menjadi pendeta, penatua atau diaken, atau pengajar, tetapi melalui karunia yang kita terima, masing-masing kita melayani sesama anggota tubuh Kristus.

    Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus. Kita melayani Allah, adalah melayani manusia, melayani mereka orang-orang beriman, saudara-saudara kita didalam Kristus. Bukan hanya menjadi song leader, menjadi singer, organis pianis, petugas kantor gereja atau pengkotbah yang hanya melayani di gereja disetiap kebaktian, tetapi setiap hari tugas anggota tubuh Kristus adalah melayani satu sama lain, didalam kehidupan sehari-hari.

    Melayani Allah adalah melayani saudara seiman, mereka yang disebut sebagai saudara-Ku oleh Tuhan Yesus Kristus. Berikan mereka minum, maka upahmu tidak akan hilang di Kerajaan Surga (Markus 9:41).

    Mari kita sebagai bagian dari tubuh Kristus, mengambil peran kita masing-masing dan berfungsi selayaknya anggota tubuh yang hidup. Layanilah saudara seiman dengan karunia yang telah diberikan kepada kita, dan mari kita saling mengasihi dan tolong menolong.

    5. Potensi Diri yang Unik

    Potensi diri merupakan karunia atau anugerah yang diberikan oleh Tuhan kepada ciptaan-Nya. Tidak ada seorangpun yang tidak memilikinya, hanya kadar dan spesifikasinya yang mungkin berbeda.  Ada yang memiliki potensi dibidang musik, ada pula yang memiliki potensi dibidang teknik, atau ada yang dibidang kesehatan, ada yang memberi nasihat, olahraga, managemen dan lain sebagainya. Tidak ada seorangpun yang tidak memiliki potensi diri, terutama orang sehat.  Potensi diri yang dimiliki seseorang, pada dasarnya merupakan sesuatu yang unik. Keunikan-keunikan dalam setiap potensi diri perlu dipadukan sehingga akan diperoleh sebuah aransemen yang baik untuk mengembangkan suatu persekutuan.  Keunikan ini pada dasarnya saling melengkapi dan bukan saling meniadakan.  Potensi yang satu menjadi bagian dari potensi yang lain.  Dengan demikian, tidak perlu adanya kecemburuan atau iri terhadap potensi diri orang lain.

    6. Potensi diri Dihadapan Allah.

    Selain itu potensi jangan pernah dilalaikan khususnya bagi kami yang sudah mengaku ”ya dengan segenap hatiku” sebagai pelayan Tuhan :

    1Tim 4:14 Jangan lalai dalam mempergunakan karunia yang ada padamu, yang telah diberikan kepadamu oleh nubuat dan dengan penumpangan tangan sidang penatua.

    bahkan sebagai karunia yang harus dikobarkan

    2 Tim 1:6 Karena itulah kuperingatkan engkau untuk mengobarkan karunia Allah yang ada padamu oleh penumpangan tanganku atasmu.

    Tidak ada seorangpun yang tidak memiliki potensi untuk menjadi pemimpin.  Kepemimpinan dimulai dari diri sendiri.  Sehingga setiap orang akan menjadi pemimpin, minimal untuk dirinya sendiri.
    Untuk penggalian potensi diri tidak perlu mengubah diri dengan menjadi orang lain.

    7. Contoh Potensi Diri

    Beberapa contoh dalam Alkitab menunjukkan manusia sering kali tidak mampu mengenali potensi yang ada dalam dirinya secara tepat.  Setelah dekat dengan Allah maka potensi diri itu nyata.

    7.1.  Musa yang mengaku tidak memiliki kemampuan dalam meyakinkan Bangsa Israel untuk keluar dari tanah Mesir.  Tetapi Allah mengenal Musa dan IA menunjukkannya kepada Musa, tentang siapakah dia yang sesungguhnya.  Demikian juga ketika Musa mengatakan tidak memiliki kemampuan untuk berbicara, maka Allah melengkapi dengan Harun sebagai juru bicara.

    7.2.  Contoh lainnya adalah Daud.  Isai sang Ayah maupun Samuel melihat kakak-kakak Daud lebih berpotensi sebagai raja Israel pengganti Saul.  Tetapi pandangan Samuel dan Isai salah, karena Allah melihat hal lain yang tersembunyi.  Sehingga Daud yang diurapi untuk menjadi raja Israel.

    Potensi yang ada pada setiap orang sangat perlu dikembangkan guna mendukung pelayanan yang dipercayakan.  Jangan pernah membatasi dan menghakimi diri sendiri dengan kata tidak bisa atau pun bersembunyi dibalik kata “aku tidak punya talenta”.

    Demikian juga didalam jemaat kita, dengan kemajuan Teknologi Informasi yang begitu maju sudah selayaknya kita bisa menghimpun suatu data jemaat dan potensi yang dimilikinya, karena sudah begitu banyak dibuat dan dijual software Church Management yang dapat memanage administrasi serta data dan potensi jemaat. Sebagai contoh kecil:

    7.3  Ketika gereja kita mau mengadakan AC untuk pendingin ruangan ibadah di Jatipon jika kita punya data jemaat yang baik dengan mudahnya kita dapat mencari jemaat yang dapat ditunjuk sebagai penasehat atau konsultan atau Tenaga Ahli dibidang itu yang memang ada di jemaat kita sehingga kapasitas, type dan noise (tingkat kebisingan) didapat yang optimal sesuai dengan kebutuhan gereja kita.

    Jangan sepelekan setiap karunia yang dimiliki oleh jemaat yang menyebut mereka jemaat biasa, orang awam teologia, walau sekecil apapun itu karena semua potensi itu tanpa kita ketahui dapat membawa jiwa kepada Kristus yang luar biasa dan melengkapi tubuh Kristus, sebagai contoh:

    7.4. Ada hal menarik dari berita saat session pembukaan Kongres Penginjilan Dunia di Manila (Lausanne II) yang membawakan tema “Mandate of The Laity”, sebab pada saat itu theme leader bertanya kepada 4000an hadirin yang memadati auditorium Phillipine Convention Centre itu “Siapakah yang menjadi Kristen karena kebaktian Kebangunan Rohani?“. Jawaban atas pertanyaan itu adalah bahwa kira-kira 10 % hadirin berdiri dari duduknya. Kemudian pertanyaan itu disambung dengan : “Siapakah yang menjadi Kristen karena Kebaktian di Gereja?“, jawabannya adalah kira-kira 10 % hadirin berdiri dari duduknya. Menarik sekali jawaban yang diperoleh ketika ditanyakan : “Siapakah yang menjadi Kristen karena teman, guru, orang tua, saudara, atau penginjilan pribadi?“, ternyata ada sekitar 70 % dari hadirin berdiri dari duduknya!

    Kenyataan itu sungguh mengejutkan, sebab rupanya pelayanan para Penginjil maupun Pendeta sekalipun cukup banyak hasilnya, ternyata kurang berdampak luas jika dibandingkan dengan peran Kaum Awam dalam membawa sesamanya untuk mau datang kepada Kristus. Lebih-lebih kalau dilihat bahwa mereka yang hadir itu semuanya adalah utusan hamba-hamba Tuhan atau aktivitas-aktivitas Kristen, artinya bahwa dampak pelayanan kaum Awam telah mampu membangunkan sebagian besar pelayan-pelayan Tuhan yang hadir di Lausanne II dan Kaum Awam itu rupanya menjadi “ujung tombak” (spearhead) penginjilan sebelum kemudian dilanjutkan oleh para Pendeta.

    Akhirnya kita mengaku :

    ”Saya adalah anggota tubuh Kristus” yang tidak mati tetapi anggota yang hidup, bukan penonton tetapi pemain, tidak diam tapi bergerak melayani, Yesus menolong saya. Amin.

    Ysm/28/05/09

    >”PERCAYA DULU MENGERTI KEMUDIAN” Mat 16:1-4

    Percaya lalu mengerti

    Credo ut intelligam

    (Believe than understand)

    Mat 16:1-4

    Khotbah

    Credo ut intelligum, (pronunciation: \krā-dō-ut-in-te-lē-gäm\), prasa dalam bahasa Latin yang mengajarkan pada kita satu hal, yakni believe than understand. Orang harus percaya dulu baru mengerti. Apakah ini tidak terbalik? Biasanya kita percaya kalau kita sudah melihat atau mengalami sesuatu hal terlebih dahulu. Tetapi kalau kita dalami sungguh sungguh makna dari Matius 16:1-4 bacaan kita tadi memang demikian yakni “orang harus percaya mutlak pada Firman Allah”. Sebagai Kristen sejati, kita harus taat mutlak pada Allah Sang Pencipta. Ketaatan mutlak berarti kita harus kembali pada kebenaran sejati dan apapun alasannya suka tidak suka tetap harus taat. Iman kepercayaan pada Kristus itulah dasar dan pondasi yang menentukan seluruh cara berpikir kita. Dengan demikian baru bisa kita dapat mengerti apa kehendak Bapa di Surga.

    Hal ini sangat dipahami oleh Bapa Gereja seperti Agustinus dan ditajamkan oleh Anselmus lalu ditegaskan kembali oleh Calvin. “Hanya dengan kembali kepada Allah dan kebenaran-Nya sajalah kita dapat memahami tentang kebenaran sejati” lalu “semua akan ditambahkan kepadamu”.

    Agustinus menegaskan bahwa “iman” adalah “tuan” yang utama dan “rasio” seperti “pembantu“. Pernyataan yang tajam diungkapkan oleh Anselmus, “credo ut intelligum”, “I believe than I understand”. Percaya itu menjadi kunci utama maka seluruh kepercayaan itu akan membangun seluruh pengertian yang sejati.

    Orang Farisi yang dalam banyak hal sebetulnya banyak bertentangan dengan orang Saduki bersekongkol bersama untuk menjegal Yesus malah mencari pembenaran untuk bisa menghukum mati Yesus.

    Kenapa mereka tidak bisa menerima Tuhan Yesus?

    Pada masa itu bangsa Yahudi terdiri dari kelompok kelompok:

    Kelompok Orang Farisi:

    • Melaksanakan tradisi lama dan melakukannya secara rinci dan cermat
    • Percaya malaikat dan kebangkitan orang mati
    • Tidak berpartai politik karena mereka ingin pemerintahan theokratis
    • Menunggu kedatangan Mesias malah sampai saat ini
    • Bersikap lebih suci dari orang lain serta taat upacara keagamaan dari pada kasih dan belas kasihan.
    • Diantara orang Farisi ini merupakan ahli hukum Taurat dan menafsirkannya dan selanjutnya tafsiran itu diperlakukan setara dengan kitab Suci.

    Kelompok Orang Saduki:

    • Menolak tradisi dan tidak setuju dengan aturan yang dibuat ahli Taurat
    • Tidak percaya ada kebangkitan
    • Tidak menunggu Mesias
    • Mereka bebas bergaul dengan bangsa lain seperti Yunani dan Romawi

    Kelompok Orang Herodian dan orang kebanyakan, pemungut pajak dan orang yang terbuang :

    Herodian dari nama Herodes murni bergerak di politik, tidak berurusan dengan agama bahkan cenderung anti agama, mereka hanya peduli kekuasaan.

    Kenapa mereka membenci Yesus karena ajaran Yesus bertentangan dengan keinginan mereka, bagi orang Farisi, Tuhan Yesus dianggap terlalu liberal karena melanggar semua peraturan atau adat istiadat yang telah ditetapkan dan bagi orang Saduki, Tuhan Yesus dianggap terlalu religius karena Ia percaya akan kebangkitan orang mati.

    Tetapi bagaimana biasanya manusia mempercayai sesuatu hal?

    Biasanya sesuatu hal dianggap benar bila :

    Rasional

    Segala sesutu dianggap benar kalau sesuai dengan logika. Tetapi bila ditanya seberapa besarkah rasio yang dimiliki manusia? Lalu apakah yang rasional menurut manusia adalah pasti benar? Sudah pasti tidak, karena ada hal yang suprarasional. Rasio hanyalah suatu sarana untuk melihat kebenaran. Rasio lebih rendah dan lebih kecil dari kebenaran itu sendiri oleh karena itu rasio tidak berhak menentukan kebenaran. Orang yang tidak seiman dengan kita pasti sangat sulit menerima Yesus yang adalah Tuhan dapat menderita dan dapat dibunuh dan dapat bangkit. Secara logika tidak mungkin katanya, apalagi darahNya itu dapat menebus dosa dunia, tidak masuk logika katanya. Dunia sangat terjebak dengan konsep rasionalitas ini akibatnya dunia sangat sulit menerima hal tentang kebangkitan Tuhan Yesus.

    Dialami sendiri.

    Sesuatu hal yang pernah kita alami merupakan kebenaran didalam diri kita. Pertanyaannya sekarang adalah apakah pengalaman seorang itu sama dengan pengalaman orang lain? Tentu tidak bukan, lalu bagaimana bisa pengalaman seorang menentukan kebenaran.yang universal. Pengalaman siapakah yang berhak menentukan kebenaran? Dan kita tidak perlu mengalami hal negative baru mempercayainya. Tidak perlu mencoba narkoba dulu untuk memastikan pengaruh buruknya. Dapat kita katakan bahwa pengalaman hanyalah merupakan salah satu sarana untuk mengetahui kebenaran. Adapun faktor lain tidak kita bicarakan disini.

    Bagaimana menentukan kebenaran itu?

    Mereka meminta tanda yang menyatakan bahwa benar Ia adalah Mesias. Istilah tanda, hari ini banyak digunakan oleh orang Kristen tertentu dalam hal apapun selalu meminta tanda dari Tuhan. Christianity not build by experience.

    Sesungguhnya, Tuhan Yesus telah memberikan banyak tanda mulai dari kelahiran-Nya, ketika Ia dibaptis, khotbah di atas bukit, orang buta dicelikkan, orang lumpuh berjalan,  memberi makan kepada lima ribu orang, berjalan di atas air, menyembuhkan banyak orang yang buta yang tuli yang bisu dan masih banyak lagi tanda yang semuanya sangat jelas.

    Tetapi mereka tidak pernah melihat semua tanda itu sebab mereka menetapkan diri sebagai subyek penentu kebenaran.

    Seorang rasionalis yang percaya pada rasio maka ia akan mendapatkan semua pengertian yang berbasiskan rasionalis. Untuk hal-hal yang sifatnya irasional maka selamanya, ia tidak akan pernah mengerti. Maka percuma semua tanda kalau orang tidak mau percaya, sebanyak apapun tanda tidak akan membuat mereka percaya. Orang hanya mau tanda yang cocok dengan pemikirannya.

    Manusia ingin menjadi tuan atas kebenaran. Inilah kegagalan iman di titik pertama. Jelaslah, kalau orang sudah tidak mau percaya terlebih dahulu maka ia tidak akan pernah mengerti kebenaran sejati selama hidupnya.

    Bagaimana reaksi Tuhan Yesus terhadap mereka?

    Tetapi sungguh diluar dugaan kebiasaan kita dan sangat mencengangkan saya adalah Yesus menjelaskan sedikit lalu pergi.

    Begini jawab Yesus: “Pada petang hari karena langit merah, kamu berkata: Hari akan cerah, dan pada pagi hari, karena langit merah dan redup, kamu berkata: Hari buruk. Rupa langit kamu tahu membedakannya tetapi tanda-tanda zaman tidak. Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus.” Lalu Yesus meninggalkan mereka dan pergi.

    Apa gerangan yang dimaksud Tuhan Yesus?

    Yesus mengatakan bahwa mereka tidak ingin mempercayai bahwa Ia adalah Mesias, sekalipun hal tersebut sudah jelas dari apa yang Ia lakukan. Mereka menolak untuk mempercayai bukti-bukti yang mereka lihat.

    Apakah tanda nabi Yunus itu?

    Mungkin yang dimaksud Tuhan Yesus tanda nabi Yunus adalah :

    1. Nabi Yunus masuk dalam perut ikan selama tiga hari tetapi ikan tidak dapat memakannya setelah tiga hari dimuntahkannya kembali sehingga nabi Yunus hidup kembali. Yang juga sama bagi Tuhan Yesus dia masuk dalam perut bumi dan pada hari ketiga bangkit kembali.Tanda nabi Yunus menjadi tanda unik, refleksi Kemesiasan Kristus – Kristus akan mati, disalib dan tiga hari, Ia akan tinggal dalam perut bumi dan bangkit pada hari ketiga. Inilah pertama kali, Kristus membuka misi Mesias. Mesias yang hadir berbeda dengan konsep Mesias yang dimengerti oleh orang Farisi. Dalam konsep bangsa Israel, Mesias yang hadir akan menjadi Raja, keturunan Daud yang bertahta dan menguasai Kerajaan sampai menguasai seluruh wilayah Salomo bahkan lebih daripada itu, yakni kerajaan itu haruslah sebesar Kerajaan Romawi Raya. Ternyata, Mesias yang hadir berbeda total dari konsep mereka; Mesias lahir di kandang, menderita sengsara dan hina, bermahkota duri, naik ke kayu salib, mati dan bangkit. Tuhan sedang membukakan suatu status yang sangat unik tentang kehadiran-Nya, Dia datang bukan untuk dilayani melainkan melayani dan menjadi tebusan bagi banyak orang. Inilah misi Mesianik.

    2. Orang Niniwe tidak menyaksikan sendiri nabi Yunus ditelan dan dimuntahkan ikan tetapi firman Tuhan yang memberitakannya melalui nabi Yunus tetapi walaupun orang Niniwe tidak menyaksikan tetapi karena iman orang Niniwe maka mereka percaya saja  pada Firman itu.

    Maksud Tuhan Yesus percayalah walaupun engkau tidak melihat.

    Percaya itu menjadi kunci utama maka seluruh kepercayaan itu akan membangun seluruh pengertian yang sejati. Pengertian yang sejati hanya ada dalam Firman Tuhan saja. Iman menentukan semua hal.

    Apa yang terjadi dalam kehidupan orang percaya saat ini?

    Didalam kekristenan kita saat ini juga bisa terjebak didalam hal-hal ekstrim akan menerima mujizat sehingga kita merasa jika yang kita saksikan itu masih dapat diterima akal ilmu pengetahuan, masih sesuai dengan pengalaman kita tidak merasakan itu kuasa Allah tapi kita rasa itu wajar dan biasa saja. Jika kesembuhan itu tidak mengherankan kita anggap tidak dari Tuhan, dan jika kesembuhan itu mengherankan baru itu mujizat Tuhan.

    Rekaman Kehidupan saat ini.

    Ponari saat ini, sebuah nama yang tiba-tiba saja mempunyai magnet yang luar biasa.   Dukun Cilik Ajaib dari Jombang umur 10 tahun, ribuan orang antri di depan rumah untuk mencari kesembuhan yang konon mempunyai kekuatan supranatural yang konon sanggup menyembuhkan pelbagai macam penyakit dengan batu petirnya

    Sampai-sampai antrian di depan dan sekitar rumah itu telah menelan korban empat orang meninggal. Pernah praktek perdukunannya dihentikan aparat. Akibatnya, orang-orang yang sudah antri berhari-hari itu seperti kehilangan harapan, dan tidak bisa berpikir lagi.  Kalau tidak bisa bertemu Ponari, mereka meminum air bekas mandinya.  Bahkan, sumur tetangga Ponari pun diambil airnya untuk diminum dengan harapan menjadi sembuh.  Orang-orang lain bahkan mengambil tanah liat di sekitar rumah Ponari dan mencelupkan ke air dan kemudian meminumnya.  Bahkan, ada pula yang tega mengambil serpihan gedeg (anyaman bambu) untuk kemudian dicelupkan ke air dan meminumnya dengan harapan untuk sembuh.

    Masyarakat kita memang menyukai hal-hal yang supranatural.  Bahkan kesukaan itu seringkali sampai pada suatu titik yang absurd, alias bertentangan dengan akal sehat.  Bayangkan orang-orang yang meminum air bekas mandi, air campuran tanah liat, air rendaman gedeg (anyaman bambu) dengan harapan supaya sembuh.  Lho, bukannya sembuh, malah berisiko sekali untuk mengalami sakit perut?  Hal-hal yang supranatural memang mempunyai daya pikatnya sendiri, tetapi juga sekaligus sanggup menggelincirkan masyarakat ke arah yang bertentangan dengan akal sehat dan melanggar Firman Tuhan.

    Dalam Kekristenan, hal yang sama juga terjadi.  Kehausan akan hal-hal yang bersifat supranatural seringkali membawa orang tergelincir pada arah yang bertentangan dengan akal sehat dan bertentangan dengan kehendak Tuhan. Begitu haus akan kesembuhan yang supranatural, sampai menolak untuk menjalani perawatan medis.

    Seorang pendeta muda penginjil ke India meninggal dunia karena tidak dioperasi penyakit usus buntunya dimana teman-teman sepelayanannya menganjurkan untuk didoakan saja.

    Mereka yang mencintai hal-hal yang supranatural bukan hanya seringkali tergelincir ke arah yang bertentangan dengan akal sehat, tetapi juga seringkali mempunyai pandangan yang sempit tentang kuasa Tuhan.  Lho bukannya yang percaya pada supranatural itu justru yang berpandangan luas tentang kuasa Tuhan?  Belum tentu.  Bahkan seringkali justru mereka memiliki pandangan yang sempit tentang kuasa Tuhan.

    Seolah-olah Tuhan hanya bekerja dan hanya bisa bekerja melalui yang supranatural.Dan seolah-olah yang supranatural itu pasti berasal dari Tuhan.  Tidak.  Tidak setiap kuasa supranatural itu berasal dari Tuhan.  Dan tidak setiap kuasa Tuhan mesti ditunjukkan dengan cara yang supranatural.

    Padahal jika kita betul-betul menghayati kuasa Tuhan, kita akan percaya bahwa Ia sanggup bekerja dengan segala cara.Kita percaya Allah masih bisa menyembuhkan secara supranatural, tetapi ia juga bisa menyembuhkan melalui pengobatan medis.  Bukankah pengobatan medis adalah upaya pemberdayaan akal budi titipan Tuhan?

    Kita percaya bahwa Allah masih bisa menyampaikan kehendak-Nya secara supranatural melalui mimpi atau nubuatan, tetapi itu bukan satu-satunya cara-Nya berbicara.  Allah bisa berbicara melalui Alkitab, firman Tuhan.  Allah juga bisa memakai nasihat orang lain untuk menyampaikan kehendak-Nya.Ketika kita percaya pada kuasa Tuhan, tidak seharusnya kepercayaan itu justru membatasi cara-Nya bekerja di tengah hidup kita.  Ia adalah Tuhan yang melakukan hal-hal supranatural, Ia juga adalah Tuhan yang bekerja secara natural.  Ia adalah Tuhan yang bekerja dengan cara spektakuler, tetapi Ia juga adalah Tuhan yang bekerja dengan cara yang biasa-biasa saja.

    Augustinus, seorang bapa gereja, pernah bertutur:
    “Kita sering tak peduli pada mujizat yang lamban ketika tetesan-tetesan air anggur dipemerasan ladang aggur berubah menjadi anggur. Hanya ketika Kristus mengubah air menjadi anggur, lewat sebuah tindakan cepat, yang membuat kita terpesona.”

    Marilah kita menjadi Kristen yang sejati,

    Credo ut intelligam

    (Believe than understand)

    Percaya dan semua akan ditambahkan kepadamu. Amin.

    Isai Mila

    >”MERUBAH SIKAP MENTAL PEMALAS” Ams 6:6-11

      Merubah sikap mental “pemalas”?

    Amsal 6:6-11

    Bagaiman reaksi bapak ibu setelah kita baca teks Alkitab tadi khususnya Ams 6:6-11. Mungkin datar saja, sebab tampaknya teks itu terlalu biasa dan simpel, mudah dipahami tanpa harus ditafsir, dan tidak memuat amanat yang sangat memikat perhatian. Namun jika ditanya kenapa teks tadi simpel dan biasa saja ? Mari kita dalami ilustrasi yang ditulis Amsal, semut.

    Pertanyaan : Pernahkah saudara secara serius memperhatikan kehidupan semut? Saya menunjukkan biografi dan keistimewaan semut :

    • Umur          : sampai 6 tahun, bekerja walaupun usia lanjut
    • Alamat       : Menghuni hampir diseluruh muka bumi kecuali Islandia, Greenland dan Hawai.
    • Kebiasaan : Setiap bertemu seperti bersalam-salaman cipika cipiki lalu berpisah dengan lintasan yang sama. (mungkin yang mereka bisikan dimana “gula tumpah” karena mereka suka sekali makan gula “disitu mereka ada”) mereka melalui lintasan yang sama dan tidak pernah mundur pada lintasan.Dalam bekerja mereka tidak mengangkat pemimpin. Seekor semut dapat mengangkat daun seberat 50 kali berat badannya, dengan jarak 50 meter kalau disetarakan dengan manusia mengangkat 3 ton sejauh 25 km. Semut saling mengorbankan diri untuk kelompoknya bila sarangnya basah dia mengeluarkan makanan dari lumbungnya dan menjemurnya dipanas matahari setelah kering dia simpan kembali kelumbungnya. Sebagian semut meminum air atau susu sebanyak banyaknya dalam perutnya lalu dia menggantung di langit langit sarangnya dan semut yang haus dapat minum darinya.
    Pantaslah penulis Amsal berkata : Hai pemalas, pergilah kepada semut,Menurut saya malas adalah ingin mendapatkan sesuatu tetapi tidak mau “repot membayar harganya”. Saya mau makan nangka tapi tidak mau kena getah. Saya mau lulus tapi tidak mau belajar. Saya mau uang banyak tapi tidak mau bekerja keras dst. Kalau kita orang tua sering sekali berkata kepada anak : Hai bangun sudah siang! jangan malas! banyak yang dapat dikerjakan ! Buku Pelajaran bertumpuk ! Banyak yang dapat dipelajari ! Tetapi jika sebaliknya anak berkata kepada orang tua : Bapak dan ibu rajinlah belajar ! Bapak penatua rajinlah belajar ! Tentu kita tersinggung. Jika seandainya anak kita berkata : Pak Pendeta rajin dong membaca buku! Tentu saja kita orang tua akan marah kepada anak itu apalagi pak pendeta pasti mesem. Kenapa begitu karena sudah tertanam dibenak kita bahwa belajar tugas dan kewajiban anak. Kita orang tua sering ditanya anak dan merasa kita bisa, apalagi pendeta tempat jemaat curhat bahkan tempat bertanya akan segala hal tentang kehidupan tentu merasa bisa dan biasa menjawab setiap pertanyaan jemaat.

    Apa itu malas ?

    Bagaimana agar seseorang menjadi rajin?

    Secara psikologi seorang anak atau seseorang tidak akan malas jika dia mengenal dan mempunyai visi atau gambaran keinginan masa depan dan dia merasa bergairah dan tercipta motivasi dalam dirinya untuk mencapainya, namun yang terpenting visi tersebut diterjemahkan dalam kehidupan sehari hari. Visi masa depan itu bisa timbul karena model yang timbul dalam dirinya yang dipengaruhi oleh orang tua, lingkungan, ataupun pengalaman atau otobiografi orang lain.

    Bagaimana cara memandang masa depan?

    Terdapat dua cara pandang ekstrem tentang masa depan:

    1. Orang yang tidak melakukan apapun dan hanya membiarkan masa depan “terjadi” atas hidupnya : (“nrimo”), hidupnya mengalir bagai sungai, mengikuti hukum alam, mengalir dari ketinggian ketempat rendah, “pasrah sempurna??? dalam arti negatif”. Semut-semut memang tidak dapat mencanangkan perencanaan strategi jangka panjang, tetapi secara naluriah mereka mengetahui bagaimana bertahan dalam musim dingin, bagaimana menghadapi kelangkaan makanan, mereka dengan rajin mengumpulkan makanan selama makanan masih tersedia. Dengan cara serupa, kita juga harus bijaksana tidak berpuas-diri ketika mengalami kejayaan dan tidak panik ketika menghadapi kemunduran usaha yang tiba-tiba terjadi, mereka dengan bijaksana bersiaga menghadapi segala keadaan, entah itu baik atau buruk. Rahasia kesuksesan hewan seperti semut tadi adalah karena hewan menyesuaikan dan tunduk kepada hukum alam.

    2. Orang yang begitu terobsesi dengan merencanakan segala sesuatu secara detail untuk setiap minggu, setiap bulan dan setiap tahun yang mendatang dan akibatnya dia tidak dapat menikmati dan menghargai masa sekarang.

    Sebenarnya ada cara pandang ketiga yaitu.

    3. Orang yang menjalankan pekerjaan dan kebijakan, berdasarkan apa yang dia ketahui dan apa yang dapat dia antisipasi, tanpa memungkiri bahwa perencanaan paling sempurnapun tidak lepas dari ancaman kegagalan akibat perubahan dan kejadian yang tak terduga dalam dunia ini.

    Bagaimana rupanya tindakan seseorang jika dia mempunyai visi kemasa depan? Sebenarnya visi masa depan itu tergambar dari pilihan-pilihan yang dia ambil.

    Pada hakekatnya setiap orang adalah pemimpin, paling tidak dia menjadi pemimpin bagi dirinya sendiri. Kenapa ? Karena setiap manusia mempunyai hak untuk menentukan pilihan, setidaknya untuk pilihan untuk dirinya sendiri. Manusia punya kebebasan untuk memilih apabila dia dapat menyadari akan adanya pilihan itu. Begitu kita menyadari adanya pilihan kita berubah dari objek menjadi subjek. Contoh : “Saya harus pergi” jangan, katakanlah:”Saya mau pergi” dengan seketika kita menjadi subjek. Saya boleh pergi atau saya tidak pergi tergantung dari pilihan saya, berdasarkan pertimbangan saya. Apakah benar kita dapat mempunyai pilihan dalam setiap situasi ? Jawabnya ya, kecuali kehendak Allah, seperti kita tidak dapat memilih siapa orang tua kita, dimana kita lahir, laki laki atau perempuan, kita tidak dapat mengontrol keamanan Jakarta, tetapi resiko dapat dikurangi dengan mengurangi keluar malam.

    Jadi kelebihan utama manusia dan hewan adalah manusia punya pilihan sedangkan hewan tidak. Tetapi sayangnya setiap pilihan itu punya konsekwensi yang tidak dapat di kontrol oleh manusia. Tetapi diatur oleh hukum alam dibawah kuasa Allah. Karena itu orientasi pilihan manusia menjadi :

    1. Kebutuhan fisik
    2. Mengutamakan kebutuhan sosial dan emosional
    3. Mementingkan kebutuhan belajar
    4. Mementingkan kebutuhan spiritual keagamaan

    1. Orang yang sangat mementingkan kepemilikan barang, penampilan fisik, gila materi. (to live).

    2.  Orang yang sangat senang bersosialisasi, bergaul dan akan mempunyai banyak teman.(to love). Orang ini yang senantiasa dapat tumbuh dan berkembang. Mereka belajar seumur hidup (to learn).

    3. Orang yang selalu mencari makna hidup dan tujuan hidup. Salah satu bentuknya adalah sangat tekun beribadah kepada Tuhan.( leaving a legacy = meninggalkan warisan)

    Jika kita hanya mempunyai pilihan 1. dan 2. maka kita tidak berbeda jauh dengan semut tadi. Hanya pilihan 3. dan 4. lah yang membuat manusia derajatnya lebih tinggi dari semut. Karena itu pilihan terbaik adalah memilih keempatnya sekaligus, sehingga jadi manusia seutuhnya yaitu mahluk yang mementingkan fisik, sosial, mental dan spiritual sekali gus tetapi ingat harus dengan porsi yang pas dari keempat unsur tadi.

    Tiga orang tukang batu sedang sibuk memasang batu bata. Seseorang datang bertanya kepada mereka: “Apa yang sedang mereka kerjakan?”. Tukang batu pertama menjawab dengan kesal : Apa kamu nggak lihat ini saya sedang sibuk memasang batu bata ? Tukang batu kedua menjawab : “Saya sedang cari makan”. Tukang batu ketiga menjawab sambil bersiul siul dengan berseri seri : “Saya sedang memasang tembok dinding rumah ibadah ini”.

    Tukang batu pertama gagal menemukan makna dalam pekerjaannya, tetapi tukang batu kedua sudah melihat makna pekerjaannya walaupun hanya karena kebutuhan fisiknya. Tukang batu ketiga begitu bersemangat dan yang dia lakukan dia tahu jauh lebih besar dari sekedar bangunan fisiknya. Dia sadar hasil kerjanya bukan hanya dinikmati sekarang tetapi nanti, walaupun mungkin dia sudah tidak ada lagi didunia ini bangunan rumah ibadah ini akan dipakai orang banyak dan dalam jangka waktu yang lama. Hal ini disebut leaving a legacy (meninggalkan warisan). Leaving a legacy merupakan kebutuhan manusia yang tertinggi sesudah kebutuhan fisik (to live) kebutuhan sosial emosional (to love) kebutuhan mental (to learn).

    Sekarang lihatlah pekerjaan saudara saat ini ?
     Kalau yang saudara cari adalah aspek fisiknya sekedar mencari nafkah bararti tingkatannya to live. Tetapi ada juga orang yang bekerja bukan semata-mata untuk mendapatkan uang tetapi untuk mendapatkan teman, pergaulan yang luas karena dia sangat membutuhkan lingkungan untuk bergaul dan bersosialisai, kalau itu yang terjadi tingkatannya to love. Ada juga orang bekerja karena mencari tantangan dan kesempatan untuk terus belajar, kalau diberi tugas yang rutin dan mudah dia tidak betah walaupun unsur to live dan to love nya terpenuhi orang ini tingkatan to learn. (meninggalkan warisan). Kalau pekerjaan kita itu memberikan sumbangan kepada orang lain dan kita sadar pekerjaan kita itu meningkatkan kualitas hidup orang lain, mempunyai makna membantu orang lain untuk sukses. Tingkatan inilah yang menggairahkan kita untuk bekerja, memberikan kepuasan tiada tara, inilah yang membuat keberadaan kita didunia ini jauh lebih lama dari usia yang diberikan Tuhan kepada kita. Inilah kebaikan kebaikan yang mengalir kepada anak cucu kita kelak.

    Leaving a legacy. Seorang ibu dengan tekun membimbing merawat anak anaknya. Anaknya beranjak dewasa bekerja, ibu ini seolah bertindak sebagai manager bagi anak-anaknya sampai anak itu mandiri dan sukses hidupnya adalah suatu pekerjaan meningkatkan kwalitas hidup generasi dibawahnya bekerja tanpa imbalan. Saya pikir pekerjaan ibu ini jauh melebihi dari manager profesional seorang artis yang lagi trend saat ini yang bekerja dengan imbalan.

    Kita bekerja juga merupakan pelayanan kepada orang lain. Seorang pernah menulis begini: “Service is the rent that we pay for our room on earth”. “Pelayanan adalah harga yang harus kita bayar untuk tempat kita di bumi ini”.

    Seorang kakek yang sudah tua renta menanam biji pohon durian, melihat itu tetangganya keheranan dan bertanya:”Apakah kakek berharap dapat memakan buah durian dari pohon ini kek?”. Si kakek menjawab :” Memang tak mungkin kalau dilihat dari umurku dan lamanya durian ini berbuah, tetapi kakek dari dulu sudah menikmati enaknya buah durian yang ditanam orang lain. Saya hanya mencoba memberikan sesuatu kepada orang lain generasi setelah kakek.”

    Begitu banyak pekerjaan didunia ini yang dapat bermanfaat dan dapat dinikmati oleh orang lain. Lagu kidung jemaat kita ini dapat kita nikmati sekarang, itu ada yang diciptakan puluhan bahkan ratusan tahun yang lalu. Saudara percaya adakah royalty yang diterimanya pada saat itu?

    Kwalitas seseorang bukan ditentukan dari lamanya dia hidup bukan pula dari pangkat dan posisinya tetapi dari manfaat yang dia berikan kepada orang lain. Artinya orang yang terbaik adalah orang yang memberikan manfaat terbanyak kepada orang lain. Istilah kerennya :”The best of you is the most advantagous one”.

    Jika kita sampai pada tingkat ini kita termotivasi untuk bekerja terbaik untuk mewujudkan visi kita yang memberi manfaat bagi semua orang, tidak ada kamus malas !

     Kenapa anak harus memiliki visi kedepan ?Anak anak kita perlu diberikan visi ke depan agar mereka dapat menentukan pilihan pilihan yang pas buat mereka. Visi dengan hanya mengatakan bahwa ;” Saya ingin hidup bahagia nanti”. Bukanlah visi yang benar itu masih slogan. Cita cita bangsa Indonesia adalah :”Masyarakat yang adil dan makmur” kenyataannya sekarang?. Itu masih slogan belumlah kata kata terapan. Oleh karena itu anak kita dapat dimulai dari muda memperkenalkan tentang visi dan dia merasa bergairah untuk mencapai visi tersebut dan yang terpenting visi itu diterjemahkan dalam kehidupan sehari hari yang menciptakan motivasi dari dalam dirinya sendiri. Visi anak yang jelas memberi dia arah yang jelas tidak mudah tergoda dengan kenikmatan sesaat, membuat anak fokus kepada minatnya, memberikan identitas nilai pribadinya dan akhirnya memberikan makna bagi orang lain. Jika anak kita dapat menampilkan visi yang unik dan berbeda dari yang lain dia tidak mungkin ditelan oleh arus persaingan yang semakin sengit.

    Faktor apa yang mempengaruhi pandangan masa depan anak?

    Realisasi visi ini dipengaruhi faktor external si anak yaitu kondisi dan lingkungan si anak oleh karena itu harus mendapat perhatian dan peran dari orang tua.

     Contoh : Seorang anak mempunyai bakat menjadi pianis

    • Pertanyaannya: Apakah dia nanti menjadi pianis terkemuka?
    • Jawabnya : Belum tentu
    • Faktor external yang mempengaruhi adalah :

    Apakah orang tuanya tahu bakat anak tersebut sejak dini? Adakah diberikan kesempatan kepada si anak untuk mengembangkannya ? Mampukah orangtuanya membeli sebuah piano ? Mampukah orang tua membiayai untuk belajar piano?

    Setidaknya jika salah satu saja tidak terpenuhi hal diatas maka potensi anak tidak akan terealisasi, menjadi pianis ternama. Oleh karena itu orang tua dan lingkungan berperan mengaktualisasikan visi dan memotivasi anak untuk menerapkan langkah menuju visi anak itu dalam kehidupan sehari hari.

    Kalau anak sudah punya visi apakah ada jaminan bahwa anak akan rajin dan berhasil ?
    Jawabnya :
    1. Jangan kuatir akan masa depan.

    Kekuatiran kelihatannya membuat kita produktif karena kita seolah mengerahkan banyak pikiran dan perasaan, padahal sesungguhnya kekuatiran adalah sesuatu yang sia-sia karena melibatkan banyak hal yang tidak dapat kita kendalikan. Dan kebanyakan hal yang kita cemaskan tidak pernah terjadi. “Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari” (Matius 6:34).

    2. Jangan bersandar sepenuhnya pada masa depan. P

    erencanaan yang baik memang bernilai tinggi, tetapi juga harus cukup fleksibel menghadapi perubahan atau perkembangan tak terduga. Jangan hanya berpedoman pada keberhasilan rencana A; siapkan juga rencana B.

    “Janganlah memuji diri karena esok hari, karena engkau tidak tahu apa yang akan terjadi hari itu” (Amsal 27:1).3. Jangan meremehkan peran Allah dalam masa depan.

    Kegagalan mengenali keterlibatan Allah dalam setiap aspek kehidupan adalah pangkal dari segala kegagalan kita. “Jadi sekarang, hai kamu yang berkata: ‘Hari ini atau besok kami berangkat ke kota anu, dan di sana kami akan tinggal setahun dan berdagang serta mendapat untung’, sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok.………. Sebenarnya kamu harus berkata: ‘Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu’” (Yakobus 4:13 – 15)

     Bagaimana menyikapi masa depan?

     Seorang petani kehilangan seekor kuda yang sehari hari membantunya bekerja. Para tetangga datang menyatakan keprihatinannya terhadap nasib malang yang menimpanya. Tetapi si petani menjawab singkat kepada tetangganya : “Nasib baik, nasib buruk siapa yang tahu“.

    Seminggu kemudian kuda itu kembali dan membawa sekawanan kuda liar pegunungan bersamanya. Tetangganya kembali datang mengucapkan selamat kepada petani itu. Ia kembali menjawab singkat : “Nasib baik, nasib buruk siapa yang tahu“.

    Ketika anak petani itu mencoba menjinakkan kuda liar itu dia terjatuh dan kakinya patah dan cacat. Kembali orang sangat kasihan melihat keadaan itu. Tetapi tanggapan petani itu tetap sama: “Nasib baik, nasib buruk siapa yang tahu“.

    Kemudian beberapa waktu ada kewajiban bela negara semua pemuda didaftar menjadi milisi ke medan tempur, anak petani yang cacat kakinya bebas dari kewajiban itu. Melihat itu petani itu kembali berkata: “Nasib baik, nasib buruk siapa yang tahu“.

    Inilah satu cara menyikapi hidup, yang kelihatannya baik belum tentu nantinya baik, yang kelihatan buruk belum tentu nantinya buruk. Kita mempunyai keterbatasan melihat memprediksi kedepan, akan tetapi semuanya tidak kebetulan, ada campur tangan Tuhan, kita punya doa kepasrahan menyerahkan yang terbaik menurut Tuhan.

    Kekuatan doa
     Ada hasil penemuan terbaru dari Dr. Larry Dossey ditulis dalam bukunya ” Healing Words” meneliti hubungan antara doa dan pengaruh terhadap penyembuhan hipertensi, serangan jantung, sakit kepala dan kecemasan. Dilakukan di AS terhadap ratusan pasien. Menemukan bahwa doa memiliki konstribusi yang significant terhadap kesembuhan pasien. Hebatnya doa yang dia pakai hanya dengan mengatakan: “Ya Tuhan berikan yang terbaik sesuai dengan kehendak-Mu”. Menurutnya inilah doa yang menyembuhkan dalam bentuk kepasrahan yang sesungguhnya.
    Penutup
    Di atas segalanya Alkitab mengingatkan bahwa merencanakan masa depan tidaklah sama dengan mencemaskan masa depan, juga berbeda dengan bersandar sepenuhnya pada masa depan

    Kerja bukanlah hukuman tetapi panggilan Tuhan kepada manusia. Kita dipanggil untuk bekerja dan berkarya, bukan hanya demi upah tetapi demi kebanggaan, kebahagiaan dan makna hidup kita sendiri. Sebab sebagian kebanggaan, kebahagiaan dan makna hidup kita dihasilkan oleh pekerjaan dan karya cipta kita.

    Seseorang pernah berujar, “Bekerjalah seolah semua tergantung pada Anda – dan berdoalah seolah segalanya tergantung pada Allah.”

    Ysm/27/8/08

    >”APA MAKNA PERSEMBAHAN ITU?” II Kor 8:16-24

    Persembahan itu bukti dari kasih akan Allah dan sesama

    II Kor 8:16-24

    Khotbah
    Sebagai tema khotbah kita diambil dari himbauan Paulus yang tertulis pada ayat yang ke 24 Karena itu tunjukkanlah kepada mereka di hadapan jemaat-jemaat bukti kasihmu dan bukti kemegahanku atas kamu.
    Tunjukkanlah bukti kasihmu (= berikanlah uang persembahanmu) dihadapan jemaat bukan berarti memberikan uamg persembahan dihadapan orang banyak agar dia diketahui sebagai seorang yang baik.
    Tetapi memberikan kolekte persembahan apapun namanya semata mata hanya bagi kemuliaan Allah dan dapat dipakai untuk menunjukkan kasih, keadilan dan damai sejahtera kedalam kehidupan orang (khususnya saudara seiman) yang menderita kekurangan
    Kalaulah seandainya saat ini pada kita terjadi seperti bacaan kita tadi bagaimana kita memahaminya dan menindaklanjutinya. Untuk lebih memahami tentang membuktikan kasih itu saya memberikan tiga pertanyaan yaitu :

    A. Mengapa orang percaya menunjukkan bukti kasih (=memberikan uang persembahan) ?
    Hampir dalam setiap pertemuan ibadah atau kebaktian kita mengumpulkan uang persembahan, bahkan anak-anak Sekolah Minggu dan Remaja / Pemuda kita yang jelas-jelas belum berpenghasilan sudah kita ajarkan untuk memberi persembahan. Ada bermacam-macam nama kita berikan kepada persembahan atau pengumpulan uang untuk umat Tuhan ini:
    1. kolekte yang dikumpulkan dalam setiap ibadah;
    2. persembahan syukur: persembahan tetap bulanan (PTB), partisipasi  dana pembangunan (PDP), perayaan natal, paskah, persembahan akhir /awal tahun, ulang tahun gereja, persembahan syukur kepada pelayan firman;
    3. bantuan : diakonia, dana duka, bantuan bagi bencana alam, bantuan bagi pendeta (dana pensiun, sakit), bantuan untuk membangun bagi gereja lain yang kesulitan dana.
    Dan jika kita jujur gereja kita bisa beraktivitas dan hidup dari dan karena uang kolekte dan uang persembahan syukur itu, begitu juga petugas-petugas yang sepenuhnya mengabdikan hidupnya untuk melayani gereja.
    Tetapi konteks bacaan Alkitab kita tadi yakni bantuan kepada para kudus yang menderita kelaparan di Yerusalem kelihatannya lebih sesuai dangan point ke 3. bantuan, yakni pengumpulan uang untuk membiayai orang yang berkesusahan baik didalam lingkungan  sendiri maupun yang lain.
    Namun apakah sesungguhnya makna uang persembahan itu? Apakah makna teologis uang  persembahan?
    Mengapa setiap kali bertemu dalam rangka gereja atau ibadah kita harus mengumpulkan uang persembahan?
    Karena Tuhanlah  Pemilik Kehidupanmu ‘persembahkanlah dirimu seutuhnya’..
    Pemilik seluruh kehidupan ini, bumi serta segala isinya adalah milik Tuhan (I Kor 10:26), itu artinya Tuhan sama sekali tidak tergantung kepada sokongan, bantuan apalagi belas kasihan kita untuk melakukan aktivitasNya. Bahkan Tuhanlah yang sesungguhnya yang empunya diri kita dan segala apa yang ada pada kita. Tubuh, jiwa dan roh, serta harta milik kita pada hakikatnya adalah milik Tuhan. Sebagaimana dikatakan oleh Rasul Petrus “kita sudah ditebus oleh Allah dengan darah yang Kristus kudus dan mahal itu” (I Pet 1:18-19), dan kata Paulus sebab itu kita telah menjadi milik Kristus dan milik Allah (I Kor 3:23, I Kor 6:9. Ef 1:4) . Jika memang segala sesuatu yang ada dalam diri kita dan yang ada pada kita milik Allah, maka doa persembahan kita seyogianya mengatakan: “siapakah aku ini, ya Tuhan sehingga pantas memberi kepadaMu? Apakah yang ada padaku yang tidak berasal dari Engkau? Tubuh, jiwa dan rohku dan harta milikku sesungguhnya adalah pemberianMu. Aku adalah milikMu”
    Rasul Paulus menyatakan agar kita mempersembahkan tubuh kita (baca: diri seutuhnya) kepada Allah. (Roma 12:1). “Serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup. Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk dipergunakan sebagai senjata-senjata kebenaran” (Roma 6:13b).

    B. Bagaimana cara menentukan besarnya uang persembahan?
    1. Nilai persembahan ditentukan motivasi dalam memberi.
    Yesus sangat menekankan motivasi dalam memberi persembahan. Bagi Yesus bukan jumlah nominalnya namun motivasi yang menggerakkan seseorang memberi persembahan itulah yang terpenting dan menentukan nilai persembahan itu (Matius 6:1-4). Sebab itu Yesus menganjurkan memberi persembahan secara tersembunyi untuk menguji kesungguhan dan ketulusan hati orang yang memberi. Orang yang memberikan persembahan untuk mendapatkan pujian dari sesama manusia sudah mendapatkan upahnya (dari manusia) dan karena itu tidak mendapatkan upah lagi dari Allah Bapa yang di sorga.
    Pada umumnya, ketika memberi berbagai macam persembahan (kolekte, ucapan syukur, bantuan), banyak motivasi yang salah muncul dalam pikiran kita..
    Kemungkinan pertama, persembahan dilakukan secara terpaksa karena perasaan sungkan atau malu dianggap sebagai orang pelit. Padahal Alkitab mengajarkan bahwa pemberian hendaknya dilakukan dengan sukacita dan kerelaan.
    Kemungkinan kedua, persembahan dilakukan untuk buang sial. Kadang, motivasi seperti ini justru dimanfaatkan oleh denominasi tertentu supaya jemaat merasa takut bila tidak memberikan persembahan, atau dengan menuduh mencuri uang Tuhan agar memberi yang banyak dll.. Dengan demikian, persembahan menjadi ‘amplop’ buat Tuhan agar tidak marah dan selalu bersikap baik. Padahal, Tuhan tidaklah miskin hingga membutuhkan sumbangan anak-anak Nya.
    Kemungkinan ketiga, persembahan dimotivasi oleh sistem pancing. Jikalau Minggu ini memberi persembahan sebesar Rp 10.000,- maka sebagai balasannya akan diperoleh berkat sebesar Rp100.000,-.akan dibalas Tuhan berganda ganda atau bahkan 100 kalinya  Motivasi ini dapat digambarkan dengan ilustrasi ‘Umpan teri dipakai untuk memancing ikan kakap’. Semakin besar umpannya maka hasilnya juga makin banyak.
    Alkitab memang mengajarkan bahwa memberi persembahan merupakan suatu kesempatan. Ironisnya, kesempatan itu seringkali disalahgunakan “menjadi format business jual beli dengan Tuhan”. Konsep materialisme dunia semacam ini dapat mempengaruhi kita mewarnai hampir semua orang dalam beribadah dan memberi persembahan.
    Tiga motivasi di atas adalah yang terbanyak dilakukan oleh orang beriman tapi sebenarnya keliru dan harus dikoreksi.

    2. Besar persembahan tergantung prosentase berkat
    Besar persembahan itu harus juga diukur dengan membanding kannya dengan berkat Tuhan yang sudah diterima orang itu. Berapa bagiankah berkat Tuhan yang dikembalikan orang itu sebagai persembahan. Persembahan janda miskin dalam Lukas 21:1-4 dianggap lebih besar daripada persembahan orang-orang kaya bukan karena nominalnya memang lebih besar, namun karena persentasenya lebih besar (dibandingkan dengan berkat/ materi yang diterima orang kaya). Yang mendapat banyak (dari Tuhan) wajar jika memberikan lebih banyak (“kepada Tuhan”). Orang yang mendapat berkat Tuhan berlimpah harus memikul beban persembahan lebih banyak supaya ada keseimbangan dan keadilan. (lihat II Kor 8:13-15)

    C. Apa Makna Persembahan ?
    1. Tanda Syukur dan Terima Kasih.
    Dengan memberi persembahan kita mengaku bahwa kita sudah menerima (banyak) dari Tuhan. Sebagian kita kembalikan kepada Tuhan sebagai tanda syukur atau ucapan terimakasih. Sebab itu kita memberikannya dengan penuh sukacita dan ikhlas. Oleh karena itu persembahan adalah respons atau jawaban orang beriman terhadap kasih dan berkat Allah yang begitu besar kepadanya. Persembahan adalah respons karena berkat Allah dan bukan syarat supaya mendapatkan berkat Allah. Persembahan bukanlah situmulans untuk
    merangsang kebajikan Allah namun reaksi atas kebajikan Allah. Persembahan bukanlah upeti yang dituntut Allah namun ucapan syukur manusia yang menerima berlimpah berkat. “Persembahkanlah syukur kepada Allah dan bayarlah nazarmu kepada Yang Mahatinggi” (Mazmur 50:14)
    2. Tanda Kasih dan Kemurahan Hati.
    Yesus Kristus sudah memberikan diriNya kepada kita, menderita dan berkorban bagi kita. Sebab itu kita juga mau memberi, berbagi dan berkorban bagi sesama kita. Sebagaimana Kristus rela memecah-mecah tubuh dan mencurahkan darahNya untuk umat yang dikasihiNya, kita juga mau memecah-mecah roti dan berkat kehidupan untuk sesama. Ketika memberi persembahan kita sekaligus mau mengingatkan diri kita dan membaharui komitmen/ janji kita untuk selalu memberi, berbagi dan berkorban sebagaimana telah diteladankan oleh Kristus. (I Yoh 3:16-18).
    3. Tanda Iman atau Kepercayaan
    Kita percaya bahwa Tuhan mencukupkan kebutuhan kita dan menjamin masa depan kita. Sebab itu kita tidak perlu kuatir atau kikir. Dengan memberi persembahan kita mau mengatakan kepada diri kita bahwa kita tidak takut kekurangan di masa depan sebab Allah menjamin masa depan. Persembahan adalah tanda iman kita kepada pemeliharaan Allah di masa depan. Sebab itu kita memberi persembahan tidak hanya di masa kelimpahan tetapi juga di masa kekurangan, tidak saja sewaktu kaya namun juga saat miskin. (Lih. Flp 4:17-19, II Kor 9:8).

    Penutup :

    1. Dengan memberi persembahan kita mengaku bahwa tubuh, jiwa, dan roh serta segala yang ada pada kita adalah berasal dari Tuhan dan pada hakikatnya milik Tuhan. Semua anggota tubuh kita milik Tuhan dan kita pakai untuk kemuliaan Tuhan, semua harta yang kita miliki milik Tuhan, sebab itu kita harus mempergunakannya sesuai dengan kehendak Tuhan. Sebagian dari apa yang ada itu kita potong (dengan sadar dan sengaja) dan kita kembalikan kepada Tuhan sebagai tanda pengakuan bahwa pada hakikatnya diri dan harta yang ada pada kita adalah milik Tuhan.

    Tradisi Israel kuno menyebutkan jumlah yang harus kita potong untuk diserahkan sebagai persembahan itu adalah sepuluh persen dari hasil panen dan ternak, sebab itulah disebut persepuluhan. Pada awalnya berbentuk natura kemudian dapat digantikan dengan uang. Sebenarnya bukan jumlah pemberian sepuluh persen itu yang pokok, seperti dikatakan di atas.

    2. Jumlah yang kita potong dan beri itu bisa saja kurang atau bahkan lebih dari sepuluh persen. Namun harus “terasa sakit =  atau ada pengaruhnya” bagi yang memberi tersebut. Memberi persembahan secara benar ibarat “memotong” dan “memberi” bagian tubuh atau hidup sendiri untuk dipakai orang lain. (Mal 3:10).

    Tentang besar persembahan, ada dulu saya baca buku diperpustakaan kita, kata penulis itu jika  saya persembahkan totalnya satu bulan misalnya 100.000,- rupiah tidak ada terasa pengaruhnya dalam keuangan saya, maka sudah selayaknya saya tambah, saya persembahkan sampai ada terasa pengaruhnya dalam keuangan saya.
    Titus berhasil baik mengorganisasikan pengumpulan bantuan yang merupakan bukti kasih jemaat Korintus, dia mampu menghadapi tantangan yang tak henti hentinya 2 Kor 11:5
    Bagaimana dengan kita sebagai jemaat Jatipon, seberapa yang dapat kita berikan untuk menyatakan bukti kasih kita kepada Yesus ?

    Tuhan memampukan kita, Amin

    Ysm5/7/08